Korsel Antisipasi Ancaman Korut usai Meletusnya Perang Israel-Hamas

Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik. (Yonhap via AP)

Korsel Antisipasi Ancaman Korut usai Meletusnya Perang Israel-Hamas

Willy Haryono • 10 October 2023 14:04

Seoul: Korea Selatan mulai meningkatkan kewaspadaan mengenai kemungkinan terjadinya serangan mengejutkan dari Korea Utara. Hal ini didasarkan pada serangan mendadak kelompok pejuang Palestina Hamas terhadap Israel pada Sabtu pekan kemarin.

Melansir dari The Week, Selasa, 10 Oktober 2023, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik kini mempertimbangkan untuk menangguhkan perjanjian militer perihal pembentukan zona penyangga di sepanjang perbatasan darat dan laut dua Korea.

Kabarnya, Menhan Shin menyerukan "kesiapan kuat" terhadap Korea Utara. Ia berencana mendorong penangguhan perjanjian militer antar-Korea tahun 2018 untuk melanjutkan pengawasan garis depan terhadap Korea Utara.

Perjanjian tersebut, yang dicapai dalam periode diplomasi singkat antara mantan Presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menciptakan zona penyangga di sepanjang perbatasan darat dan laut serta zona larangan terbang di atas perbatasan untuk mencegah bentrokan.

Berbicara dengan wartawan di Seoul, Shin Won-shik menyinggung mengenai perang di Israel dan Gaza, seraya menekankan perlunya memperkuat pemantauan terhadap Korea Utara. Shin ditunjuk Presiden Yoon Suk-yeol menjadi menhan pada hari Sabtu.

Shin mengunjungi unit militer garis depan pada Selasa lalu dan berkata, "Kita harus membuat Korea Utara merasa bahwa mereka akan kehilangan lebih banyak daripada keuntungannya demi mencegah provokasi."

Perjanjian Antar-Korea

"Jika Korea Utara memprovokasi, pertama-tama, segera lakukan pembalasan. Kedua, membalas dengan keras. Ketiga, membalas sampai tuntas," sambungnya.

Shin sangat kritis terhadap zona larangan terbang yang ditetapkan dalam perjanjian antar-Korea, yang menurutnya menghalangi Korea Selatan untuk sepenuhnya memanfaatkan aset pengawasan udaranya pada saat ancaman nuklir Korea Utara meningkat.

Hubungan antara kedua Korea telah memburuk setelah gagalnya pembicaraan besar antara Washington dan Pyongyang pada 2019 mengenai program senjata nuklir Korea Utara.

Korea Utara telah mengancam untuk meninggalkan perjanjian tahun 2018 sambil meningkatkan uji coba rudal dengan kecepatan tertinggi, sehingga mendorong kelompok konservatif Yoon untuk mengambil tindakan yang lebih keras terhadap Pyongyang dibandingkan presiden pendahulunya.

Baca juga: Makin Parah, 900 Warga Israel dan 700 Palestina Tewas dalam Perang

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)