Topan Yagi menyebabkan 6 juta anak di Asia Tenggara terkena dampaknya. (Anadolu)
Marcheilla Ariesta • 18 September 2024 20:01
Bangkok: Hampir enam juta anak terkena dampak kerusakan yang disebabkan oleh Topan Yagi di Asia Tenggara. Angka tersebut diungkapkan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Rabu, 18 September 2024.
UNICEF mengatakan banjir dan tanah longsor yang dipicu oleh Topan Yagi telah melanda Vietnam, Myanmar, Laos, dan Thailand, yang berdampak pada hampir enam juta anak dan membahayakan akses mereka terhadap air bersih, pendidikan, perawatan kesehatan, makanan, dan tempat tinggal.
“Anak-anak dan keluarga yang paling rentan menghadapi konsekuensi paling dahsyat dari kerusakan yang ditinggalkan oleh Topan Yagi,” kata June Kunugi, direktur regional UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik, dilansir dari Anadolu.
Badai terkuat yang melanda Asia sejauh ini tahun ini, Topan Yagi membawa hujan lebat di atas curah hujan musiman yang ada, menyebabkan sungai meluap dan memicu tanah longsor yang mematikan di wilayah tersebut.
Akibatnya, lebih dari 850 sekolah dan lebih dari 550 pusat kesehatan rusak, menurut sebuah laporan.
Hanya di Vietnam, topan dahsyat tersebut memengaruhi tiga juta anak sementara korban juga meningkat menjadi 350 karena badai dahsyat tersebut menyebabkan kerugian ekonomi sebesar USD1,6 miliar bagi negara tersebut, menurut pernyataan resmi.
Di Myanmar, lebih dari 170 orang tewas dan lebih dari 320.000 orang mengungsi akibat topan dahsyat tersebut sementara jaringan jalan, telekomunikasi, dan infrastruktur listrik mengalami kerusakan besar di seluruh Myanmar bagian tengah.
Namun, menurut televisi lokal DVB TV, sekitar 300 orang tewas di Myanmar “akibat banjir dan tanah longsor sejak sisa-sisa Topan Yagi tiba di negara tersebut pada 9 September.”
Myanmar telah terdampak oleh konflik yang sedang berlangsung sejak Februari 2021, dengan kelompok bersenjata oposisi menyerang pasukan junta yang memerintah negara Asia Tenggara yang mayoritas beragama Buddha tersebut, terutama di Myanmar utara, termasuk negara bagian Shan dan Rakhine.
Di Thailand utara, hujan lebat dan banjir telah berdampak parah pada hampir 64.000 anak, sementara di Laos sekitar 60.000 anak telah terkena dampak akibat topan yang merusak infrastruktur, mengancam mata pencaharian masyarakat yang telah berjuang mengatasi dampak negatif iklim, kata badan PBB tersebut.
Sejauh ini, 21 orang tewas dan 26 orang masih hilang di Filipina.
Baca juga: Korban Tewas Akibat Topan Yagi Lampaui 500 Orang, Myanmar Kena Imbas Terparah