Jerman Serukan Proses Politik Inklusif di Suriah usai Tumbangnya Assad

Menlu Jerman Annalena Baerbock. (Anadolu Agency)

Jerman Serukan Proses Politik Inklusif di Suriah usai Tumbangnya Assad

Willy Haryono • 8 December 2024 19:07

Berlin: Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyerukan proses politik inklusif di Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, seraya menekankan perlunya melindungi minoritas etnis dan agama di negara tersebut.

“Bagi jutaan orang di Suriah, berakhirnya Assad berarti kelegaan besar pertama setelah kekejaman tak berujung yang dilakukan rezim Assad,” kata Baerbock dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial X, sambil menekankan perlunya transisi yang damai.

“Rakyat Suriah berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Mereka telah melalui hal-hal mengerikan. Seluruh generasi telah tumbuh di bawah ancaman pengungsian terus-menerus, perang, kesulitan, dan kekurangan kemanusiaan,” tambahnya, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Minggu, 8 Desember 2024.

Baerbock menggarisbawahi bahwa Assad harus bertanggung jawab atas kejahatan rezimnya. “Beberapa ratus ribu warga Suriah telah terbunuh dalam perang saudara, jutaan orang telah melarikan diri. Assad telah membunuh, menyiksa, dan menggunakan gas beracun terhadap penduduknya sendiri,” ucapnya.

Jerman, yang menampung hampir satu juta pengungsi Suriah, memantau dengan saksama perkembangan terkini saat kelompok pemberontak melancarkan serangan kilat, merebut kota-kota utama dan ibu kota Damaskus hanya dalam 10 hari. Kemajuan pesat ini, yang didukung unit-unit militer yang membelot, menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun berlangsungnya perang saudara.

Baerbock meminta semua pihak "untuk memenuhi tanggung jawab mereka terhadap semua warga Suriah," dan meluncurkan proses politik inklusif yang akan memastikan perlindungan terhadap minoritas etnis dan agama, serta menciptakan keseimbangan antara kelompok-kelompok ini dalam pemerintahan mendatang.

"Jika para pelaku utama eksternal dan internal akhirnya bertindak demi kepentingan rakyat di Suriah, jalan menuju perdamaian yang telah lama ditunggu-tunggu dapat dimulai," ujar Baerbock, mengutip Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 sebagai dasar bagi proses transisi di Suriah.

Baerbock menggarisbawahi pentingnya dukungan internasional untuk proses politik ini, dengan mencatat bahwa Jerman berkoordinasi erat dengan PBB, mitra Barat, dan pelaku regional utama seperti Turki untuk memastikan transisi yang stabil dan damai di Suriah.

Baca juga:  Trump: Putin Sudah Tak Lagi Berminat Lindungi Assad

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)