Kue Jahe menjadi salah satu ikon Natal (sumber foto: Photo by Pixabay)
Kue Jahe dan Pohon Cemara Jadi Ikon Perayaan Natal, Begini Sejarahnya
Arga Sumantri • 24 December 2025 17:11
Jakarta: Dekorasi pohon cemara dan kue jahe menjadi elemen paling identik dengan perayaan Natal. Tradisi ini seolah menjadi 'menu wajib' yang harus ada di rumah.
Ada tiga elemen yang biasanya selalu ada, yaitu kue jahe (gingerbread), pohon cemara, dan rumah jahe (ginger house). Ikon identik itu sejatinya memiliki sejarah dan makna mendalam yang menjadikannya tradisi turun-temurun bagi umat kristiani di seluruh dunia.
Gingerbread
Melansir laman The Spruce Eats, kue jahe dan bentuk-bentuknya memiliki sejarah panjang. Bentuk awal gingerbread dapat ditelusuri hingga bangsa Yunani dan Mesir kuno. Kala itu, kue jahe digunakan untuk tujuan upacara.Gingerbread masuk ke Eropa ketika pasukan Salib abad ke-11 membawa rempah jahe dari Timur Tengah untuk para koki bangsawan bereksperimen dengan bahan tersebut. Seiring jahe dan rempah lain menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat umum, gingerbread menjadi popular.
Baca Juga :
Tak Bisa Hadir Langsung? Ini Link Live Streaming Misa Natal Gereja Katedral Jakarta 2025
Pohon Cemara
Pohon cemara dipilih karena sifatnya yang evergreen atau selalu hijau meski di tengah musim salju. Pohon ini melambangkan kehidupan abadi dan harapan, dengan cahaya lampu yang melilit di pohon cemara merepresentasikan Kristus sebagai Terang Dunia.Ginger House
Rumah jahe ini populer di Jerman pada abad ke-19 yang terinspirasi dari dongeng Hansel and Gretel. Kini, aktivitas menghias rumah jahe menjadi simbol kreativitas dan momen kebersamaan nagi keluarga di malam Natal.Kenapa Kue Jahe?
Kue jahe sangat penting dalam perayaan Natal, khususnya di Eropa dan Amerika. Ada banyak alasan budaya dan sejarah yang membuatnya sangat terkait dengan liburan ini.Pertama, rasa hangat dari jahe yang dipadukan dengan rempah-rempah seperti kayu manis, cengkeh, dan pala sangat cocok untuk cuaca dingin. Pada zaman dulu, ketika tidak ada alat pemanas, makanan berbumbu hangat seperti gingerbread menjadi pilihan utama yang banyak dicari.
Pada masa abad pertengahan hingga awal era modern, gingerbread dianggap sebagai makanan yang sangat istimewa. Rempah-rempah kala itu bernilai tinggi dan hanya digunakan pada saat-saat perayaan besar, termasuk hari raya keagamaan seperti Natal. Makanya, membuat kue jahe menjadi tradisi tahunan yang merayakan momen-momen penting.
Sejarah Pohon Natal
Menurut Britannica, Jerman dianggap sebagai negara yang memulai tradisi pohon natal. Pada abad ke-16, pohon cemara telah menjadi simbol pohon Natal yang dikenal sekarang. Tradisi ini dimulai oleh orang-orang di bagian barat Jerman.Dulu, mereka menghias pohon dengan berbagai benda seperti apel, roti jahe, kacang, hingga wafer yang menjadi simbol hosti ekaristi, menggambarkan keselamatan umat Kristiani.
Selanjutnya, pada abad ke-17, dekorasi pohon natal menjadi lebih beragam. Tradisi ini menyebar dan menjadi favorit di kalangan bangsawan, bahkan menjangkau istana kerajaan di seluruh Eropa pada awal abad ke-19.
Perpaduan antara aroma rempah kue jahe dan hijaunya pohon cemara menciptakan suasana yang khas yang menjadi inti dari perayaan Natal. Hadirnya mereka di ruang tamu dan meja makan bukan sekadar tentang estetika, tetapi menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan harapan baru bagi setiap keluarga yang tengah merayakan Natal.
(Jessica Nur Faddilah)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Metrotvnews.com