Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Dokumen Kementerian Perindustrian
Annisa ayu artanti • 29 August 2023 11:36
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri peralatan ketenagalistrikan terus dikembangkan seiring dengan prioritas program transisi energi yang tengah dijalankan pemerintah saat ini.
Dari sisi suplai penyediaan produk yang berkualitas harus dipercepat guna mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Sementara dari sisi demand, perkembangan industri akan mendorong pertumbuhan konsumsi energi listrik.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita hal tersebut saat groundbreaking pabrik sel dan panel surya PT Trina Mas Agra Indonesia di Kendal. Dia menyampaikan pemerintah melalui terus mendorong segala jenis investasi pada industri pendukung EBT. Tak terkecuali industri sel surya dan modul surya.
Ia mengatakan, industri panel surya sangat berperan dalam upaya mitigasi emisi global, antisipasi adanya perubahan iklim, dan komitmen mencapai Net Zero Emission di 2060.
“Hal ini menjadi peluang bagi industri pendukung infrastruktur EBT di dalam negeri, khususnya industri modul surya, yang harus harus bisa digunakan semaksimal mungkin dalam proyek-proyek PLTS di Indonesia,” kata Agus dikutip dari siaran pers, Selasa, 29 Agustus 2023.
Baca juga: Tantangan Indonesia di Bidang Ketenagalistrikan Sangat Besar
Saat ini di Indonesia telah terdapat 22 pabrikan modul surya dengan akumulasi total kapasitas kemampuan produksi tahunan produksi modul surya dalam negeri mencapai 1.644 MWp dan spesifikasi kapasitas maksimum per modul surya mencapai 560 Wp.
Namun begitu, masih terdapat kendala yang dihadapi oleh industri modul surya di dalam negeri, antara lain spesifikasi produk modul surya yang berkembang dengan cepat, industri komponen sel surya masih sangat terbatas, dan juga persyaratan kategori “Tier 1” yang dipersyaratkan Lembaga pendanaan luar negeri.
Untuk memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri berkontribusi dalam transisi energi bersih serta menjadikan sektor EBT menjadi menarik bagi investasi, Kemenperin bersama seluruh pemangku kepentingan terkait melalui kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) akan selalu berupaya mendorong produk dalam negeri pada pengadaan infrastruktur EBT, khususnya PLTS.
Salah satu upaya Kemenperin adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05 Tahun 2017 yang mengatur persyaratan nilai TKDN minimal pada proyek PLTS.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, dengan meningkatnya porsi EBT pada RUPTL PLN Tahun 2021-2030 dan kebijakan transisi menuju Net Zero Emission 2060 menunjukkan gambaran kebutuhan atau potensi pasar untuk industri komponen EBT yang masih sangat besar. Pasar yang besar itu harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh industri dalam negeri.
Agus pun mendorong PT PLN (Persero) untuk berperan sebagai shareholder dalam upaya mempercepat proses pembentukan PLTS di Indonesia.
Agus juga menyampaikan apresiasi kepada PT Trina Mas Agra Indonesia atas komitmennya dalam membangun industri modul surya dan sel surya di Indonesia. Menurutnya, ini merupakan langkah yang baik dalam rangka ikut menyukseskan program Indonesia Net Zero Emission 2060.
“Investasi pabrik sel dan panel surya ini merupakan batu loncatan untuk perkembangan industri modul surya Indonesia, mendukung substitusi impor dengan menyediakan produk modul surya yang berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas dia.
Investasi tersebut juga menandakan Indonesia masih merupakan tujuan strategis investasi, sejalan dengan berbagai kebijakan dan inisiatif yang ditetapkan oleh pemerintah untuk untuk menarik investasi domestik dan internasional, yang menghasilkan pendirian industri baru dan perluasan industri yang ada.