Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu. Foto: dok BTN.
Ade Hapsari Lestarini • 10 December 2025 20:20
Jakarta: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (
BTN) mencatat total penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menembus sekitar 5,7 juta rumah di seluruh Indonesia hingga 8 Desember 2025.
Capaian tersebut menjadi bukti konsistensi BTN membuka akses pembiayaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Selama 49 tahun, BTN telah menyalurkan KPR dengan total plafon senilai Rp504,18 triliun. Penyaluran tersebut terdiri atas KPR konvensional sebanyak 5,23 juta rumah dan pembiayaan kepemilikan rumah berbasis syariah sebanyak 456.749 unit. Adapun 4,38 juta unit disalurkan sebagai KPR subsidi, sedangkan 1,3 juta unit merupakan KPR nonsubsidi.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menuturkan, pencapaian ini menunjukkan peran penting BTN dalam memenuhi kebutuhan hunian layak bagi rakyat, sekaligus menggerakkan perekonomian nasional melalui sektor perumahan.
"BTN merasa bangga dan bersyukur dapat melayani 5,7 juta keluarga Indonesia dalam 49 tahun terakhir karena pencapaian ini merupakan hasil kerja keras yang konsisten untuk menjadi bank pilihan rakyat dalam pemenuhan kebutuhan hunian impian mereka. Namun, kami tidak ingin berpuas diri karena kami harus terus bekerja untuk jutaan masyarakat lainnya yang belum memiliki rumah ataupun belum mampu merenovasi rumah mereka menjadi lebih layak huni," ujar Nixon dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 Desember 2025.
Sejarah KPR BTN
Penyaluran
KPR BTN bermula pada 29 Januari 1974, ketika Menteri Keuangan Ali Wardhana menugaskan BTN sebagai penyelenggara KPR untuk mendukung program perumahan rakyat. BTN resmi menyalurkan KPR perdananya pada 10 Desember 1976 dengan nilai Rp38 juta untuk 17 unit rumah di Semarang dan Surabaya.
Sejak itu, BTN tumbuh menjadi bank pilihan para pembeli rumah pertama (first homebuyers). Hingga kini, KPR tetap menjadi core business BTN dengan kontribusi lebih dari 78 persen terhadap portofolio dan penguasaan pasar KPR nasional sekitar 40 persen.
"BTN telah berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi nasional melalui sektor perumahan. Posisi BTN sebagai bank pilihan utama untuk pembiayaan rumah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem properti nasional. Dengan lebih dari 8.000 mitra pengembang dan dukungan pemerintah, BTN memainkan peran penting dalam memberikan dampak turunan kepada 185 subsektor ekonomi di Indonesia," kata Nixon.
Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bambang Ekajaya menyatakan, BTN merupakan mitra strategis utama bagi para pengembang nasional dalam penyediaan rumah rakyat. Kuatnya citra BTN sebagai bank perumahan membuat masyarakat kerap menyebut rumah bersubsidi maupun rumah dengan FLPP sebagai “rumah BTN”.
"Saking terkenalnya BTN sebagai bank penyedia perumahan, kalau mau beli rumah subsidi orang mengatakan ‘rumah BTN’. Branding ini sudah melekat sangat lama," ujar Bambang.
Sejarah panjang kemitraan BTN dan REI menjadi fondasi penting dalam mendorong penyediaan hunian layak bagi masyarakat. REI yang telah berdiri selama 53 tahun, dan BTN yang menyalurkan KPR selama 49 tahun, berjalan hampir bersamaan dalam membangun sektor perumahan nasional.
“Jadi memang kami saling mendukung dan bahu-membahu untuk mengembangkan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat,” ucapnya.
Namun, Bambang mengingatkan persaingan penyaluran KPR semakin ketat. Bank-bank lain kini turut menawarkan produk pembiayaan rumah. Sehingga BTN perlu meningkatkan kualitas layanan agar tetap menjadi pilihan utama.
Yang paling dibutuhkan para pengembang saat ini adalah komitmen BTN untuk mempercepat dan menyederhanakan proses KPR, khususnya KPR subsidi. Prosedur yang mudah dan cepat diyakini dapat memperlancar pembiayaan perumahan dan memastikan masyarakat berpenghasilan rendah dapat segera memiliki rumah.
“Harapan REI kepada BTN tentu komitmen yang lebih kuat, khususnya untuk membantu sektor perumahan. Layanannya perlu terus ditingkatkan agar konsumen bisa mendapatkan KPR bersubsidi dengan proses pengajuan yang sederhana dan lebih cepat,” ujar Bambang.
Bambang menegaskan, percepatan layanan KPR menjadi kunci BTN untuk tetap menjadi pemain utama. Termasuk dalam mendukung target besar pemerintah dalam mewujudkan Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan hingga beberapa tahun ke depan.
“Dengan proses yang lebih cepat, lebih sederhana, dan lebih efisien, target pemerintah sebanyak 3 juta rumah bisa lebih mudah tercapai,” tegasnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah menegaskan, perbankan, khususnya BTN, dan para pengembang adalah dua sektor yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya berkolaborasi dalam penyaluran rumah rakyat, termasuk KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Terlebih, 2025 menjadi tahun yang menantang seiring pelaksanaan program 3 juta rumah.
Junaidi berharap BTN, sebagai pemimpin pasar KPR di Indonesia yang menguasai lebih dari 80 persen KPR subsidi, dapat terus berkontribusi melalui inovasi pembiayaan dan program lainnya. “Saya melihat BTN kini kian ekspansif. BTN bergerilya ke pelosok desa, menyasar pekerja sektor informal—mulai tukang cukur, pedagang bakso, hingga ojek online—yang selama ini sulit tersentuh layanan perbankan. Ini sudah dibuktikan dengan akad kredit BTN untuk pekerja informal di sejumlah proyek anggota Apersi,” ungkap Junaidi.
Penyaluran KPR FLPP nasional sebesar 221.395 unit
Data Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menunjukkan, sepanjang 2025 Apersi telah membangun 66.147 rumah subsidi, atau sekitar 29,88 persen dari total penyaluran KPR FLPP nasional sebesar 221.395 unit. Capaian ini menempatkan Apersi sebagai penyumbang terbesar kedua penyaluran KPR FLPP secara nasional.
Sementara itu, dalam rentang 2022 hingga 14 November 2025, Apersi telah menyalurkan 219.631 rumah subsidi dengan total KPR FLPP yang terserap mencapai sekitar Rp26,3 triliun. Pembangunan rumah tersebut tersebar di 5.416 perumahan yang berada di 311 kabupaten/kota di Indonesia.
Sebanyak 130.514 unit di antaranya merupakan rumah subsidi yang memanfaatkan KPR FLPP yang disalurkan oleh BTN. Artinya, porsi BTN mencapai 59,42% dari total KPR FLPP yang diserap anggota Apersi selama 2022–2025.
“Penyaluran KPR FLPP oleh Apersi dilakukan bersama bank-bank penyalur mitra BP Tapera, salah satunya BTN. Karena itu, sebanyak 3.100 anggota Apersi di sisa waktu Desember ini siap bekerja keras mewujudkan target KPR FLPP nasional tahun ini yang mencapai 350 ribu unit,” tegas Junaidi.