Properti Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Pengembang properti asal Tiongkok China South City Holdings mengatakan akan gagal membayar pembayaran penebusan wajib yang jatuh tempo pada 9 Februari 2024 untuk Senior Notes yang jatuh tempo pada Oktober 2024, dengan alasan penjualan dan arus kas yang tertekan.
baca juga:
Krisis Properti, 7,2 Juta Rumah di Tiongkok Tanpa Penghuni
|
Perusahaan juga memperkirakan akan gagal bayar atas pembayaran bunga yang jatuh tempo pada 12 Februari untuk Senior Notes 9 persen yang jatuh tempo pada April 2024.
"Kegagalan pembayaran tersebut) akan mempunyai dampak merugikan yang signifikan terhadap bisnis, operasi dan kondisi keuangan kami, termasuk kemungkinan kebangkrutan atau bentuk restrukturisasi lainnya," kata pengembang properti tersebut dikutip dari
Channel News Asia, Sabtu, 10 Februari 2024.
Perusahaan yang mengalami peningkatan beban modal kerja di tengah krisis sektor properti di Tiongkok, mengatakan pihaknya sedang mencari pendanaan dan berupaya menghasilkan arus kas yang cukup untuk mencegah potensi gagal bayar.
Krisis properti Tiongkok semakin membesar yang dimulai dari pengembang Evergrande telah menjadi pusat krisis utang properti. Dengan total kewajiban lebih dari USD300 miliar, termasuk utang luar negeri.
Fakta terbaru ini menunjukan semakin banyaknya pengembang Tiongkok yang mengalami gagal bayar selama setahun terakhir. Hal ini memaksa banyak pengembang untuk melakukan pembicaraan restrukturisasi utang.
Evergrande pada 22 Maret mengumumkan rencana restrukturisasi utang luar negeri senilai USD22,7 miliar. Grup ini memerlukan persetujuan dari lebih dari 75 persen pemegang masing-masing kelas utang untuk menyetujui rencana tersebut, yang menawarkan kreditor serangkaian opsi untuk menukar utang dengan obligasi baru dan instrumen terkait ekuitas yang didukung oleh sahamnya dan sahamnya di Hong Kong.
Krisis perumahan tiongkok
Krisis properti Tiongkok semakin besar. Menurut data Biro Statistik Nasional (NBS), pada akhir Agustus, total luas lantai rumah yang tidak terjual mencapai 648 juta meter persegi (7 miliar kaki persegi). Jumlah tersebut setara dengan 7,2 juta rumah, menurut perhitungan Reuters, berdasarkan rata-rata ukuran rumah sebesar 90 meter persegi.
Itu belum termasuk sejumlah proyek perumahan yang telah terjual namun belum selesai karena masalah arus kas, atau beberapa rumah yang dibeli oleh spekulan pada kenaikan pasar terakhir di tahun 2016 yang masih kosong, yang secara keseluruhan tidak terpakai.
“Berapa banyak rumah kosong yang ada saat ini? Masing-masing ahli memberikan angka yang berbeda-beda, dan yang paling ekstrim percaya bahwa jumlah rumah kosong saat ini cukup untuk 3 miliar orang,” kata Mantan Wakil Kepala Biro Statistik Tiongkok He Keng.