Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (AP)
Marcheilla Ariesta • 6 February 2024 21:24
Riyadh: Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), tiba di Arab Saudi pada Senin kemarin. Ini merupakan awal kunjungan dari tur kelima Blinken ke Timur Tengah usai meletusnya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Blinken juga akan mengunjungi Mesir, Qatar dan Israel akhir pekan ini dan mendorong kemajuan pembicaraan yang dimediasi Mesir dan Qatar dengan Hamas untuk mencapai kesepakatan penyanderaan.
Dilansir dari Asia One, Selasa, 6 Februari 2024, di Riyadh Blinken diperkirakan akan bertemu dengan penguasa de facto Kerajaan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, serta mitranya dari Saudi, Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
Sebelumnya disampaikan jika kunjungan kali ini, Blinken ingin mengupayakan menghentikan konflik dengan imbalan pembebasan sandera di Gaza.
Kunjungan ini juga dilakukan ketika pemerintahan Biden secara bertahap menunjukkan rasa frustrasi yang lebih besar terhadap Israel, dengan sanksi yang dijatuhkan pada para pemukim ekstremis, meskipun Amerika Serikat telah mengabaikan seruan internasional terhadap Israel untuk mengakhiri kampanye militernya.
Proposal yang sedang dibahas – yang dirancang dalam pembicaraan seminggu yang lalu di Paris yang melibatkan kepala CIA dan pejabat Israel, Qatar dan Mesir – akan menghentikan pertempuran selama enam minggu pertama ketika Hamas membebaskan sandera yang ditangkap pada 7 Oktober dengan imbalan tahanan Palestina, menurut sebuah laporan sumber Hamas.
Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden, mengakui adanya perdebatan di Israel. Namun, ia menuturkan, sehubungan dengan kesepakatan tersebut, bahwa “saat ini kendali ada di tangan Hamas.”
Sullivan, berbicara kepada Face the Nation di CBS, mengatakan Blinken akan menekan Israel untuk mengizinkan lebih banyak makanan, air, obat-obatan dan tempat berlindung di Gaza, yang telah hancur akibat pemboman selama hampir empat bulan.
“Ini akan menjadi prioritas utamanya ketika dia melihat pemerintah Israel – bahwa kebutuhan rakyat Palestina adalah sesuatu yang akan menjadi prioritas utama dalam pendekatan AS,” pungkas Sullivan.
Baca juga: Menlu AS Balik Lagi ke Timur Tengah, Bahas Upaya Gencatan Senjata