Ilustrasi penangkapan. (Medcom.id)
Willy Haryono • 7 September 2024 17:59
Ottawa: Seorang pria asal Pakistan, Muhammad Shahzeb Khan, ditangkap di Kanada setelah ia diduga berupaya membantu kelompok militan Islamic State (ISIS) dalam merencanakan serangan teroris di Kota New York sekitar tanggal 7 Oktober mendatang, menurut Kementerian Kehakiman AS.
Pria berusia 20 tahun itu dituduh menyediakan sumber daya dan dukungan untuk merencanakan serangan terhadap orang-orang Yahudi di Kota New York, mendekati peringatan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, lapor kantor berita ANI.
Muhammad Shahzeb Khan, diduga merencanakan serangan teroris "dengan maksud membantai atas nama ISIS sebanyak mungkin orang Yahudi,” kata Jaksa Agung AS Merrick B Garland dalam sebuah pernyataan dan dikutip Hindustan Times, Sabtu, 7 September 2024.
Direktur FBI Christopher Wray mengapresiasi tim yang telah menggagalkan rencana Khan.
"FBI akan terus bekerja sama dengan mitra kami untuk menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban mereka yang berusaha melakukan kekerasan atas nama ISIS atau organisasi teroris lainnya. Memerangi terorisme tetap menjadi prioritas utama FBI," kata Wray.
Khan diduga berupaya melakukan perjalanan dari Kanada ke Kota New York untuk melakukan penembakan massal di sebuah pusat Yahudi di Brooklyn, New York, dalam menunjukkan dukungannya terhadap ISIS.
Jejak digital Khan menunjukkan bahwa ia mulai mengunggah di media sosial tentang dukungannya terhadap ISIS dan berkomunikasi dengan orang lain melalui aplikasi pesan terenkripsi sekitar November 2023.
Selama waktu tersebut, Khan mendistribusikan video dan literatur propaganda ISIS. Saat melakukannya, ia mulai berkomunikasi dengan dua penegak hukum yang menyamar menjadi warga sipil, menurut Kementerian Kehakiman AS.
Muhammad Shahzeb Khan akan memberi tahu agen yang menyamar tersebut bagaimana mereka bisa mendapatkan senapan serbu jenis AR, amunisi, dan material lain untuk melakukan serangan, dan mengidentifikasi lokasi serangan tersebut.
Baca juga: FBI Sebut Kekuatan Hamas Berpotensi Ganggu Kepentingan AS