Ilustrasi bitcoin. Foto: Unsplash.
Jakarta: Menyusul aksi jual awal minggu lalu yang sempat membawa bitcoin (BTC) anjlok ke level di USD56,576 per keping, yang merupakan level terendah 10 minggu terakhir. BTC berhasil rebound di atas USD64 ribu per keping hingga pada Senin, 6 Mei 2024.
Menurut data Coinglass, BTC ditutup turun sebesar 14,76 persen pada April 2024, menjadikan penurunan bulanan tertinggi sejak Januari 2023. Sementara, BTC terhitung telah menguat sebesar 4,35 persen sejak 1-7 Mei 2024. Adapun total kapitalisasi pasar kripto menjadi sebesar Rp2,278 triliun.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan BTC sedang menguji area dynamic support MA-20 dan resistance trendline, jika dapat bertahan di atas USD62.800 per keping, maka potensi untuk menguat ke dynamic resistance MA-50 di sekitar USD65.800 per keping.
"Namun, apabila BTC anjlok di bawah resistance trendline, maka potensi turun ke dynamic support MA-100 di sekitar USD60.800 per keping," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 7 Mei 2024.
Pada periode perdagangan 29 April hingga 2 Mei, perdagangan ETF Bitcoin spot mengalami outflow sebesar USD811,3 juta. Dengan demikian, net outflow perdagangan ETF minggu lalu mencapai USD433 juta.
Sementara, 1 Mei juga menjadi hari pertama ketika tercatat outflow pada iShares Bitcoin Trust (IBIT) dari BlackRock. Sebelumnya, IBIT mencatat net inflow dana selama 70 hari berturut-turut.
Di sisi lain, Jumat, 3 Mei 2024, ETF Bitcoin Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) mencatat inflow sebesar USD63 juta untuk pertama kalinya setelah mencatat outflow sebesar sekitar USD17,64 miliar sejak 11 ETF Bitcoin spot diluncurkan pada 11 Januari 2024.
"Selain adanya inflow ETF Bitcoin, Bitcoin memulai kembali menanjak ke atas USD60 ribu pada Jumat 3 Mei 2024, setelah laporan pekerjaan April yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan harapan bank sentral AS (The Fed) dapat segera mulai memangkas suku bunga,” kata Panji.
Laporan nonfarm payrolls (NFP) pada hari Jumat menunjukkan kenaikan 175 ribu pekerjaan di April, dengan angka tersebut dibawah ekspektasi pasar sebesar 238.000 pekerjaan. Menyusul pertumbuhan lapangan kerja yang lebih lemah dari perkiraan dan kenaikan upah yang moderat pada bulan April, pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga kedua pada akhir tahun.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, pelaku pasar berekspektasi The Fed memangkas suku bunganya sebesar 0,25 persen atau 25 basis poin (bps) pada September 2024 dan dilanjutkan pada Desember 2024 dengan penurunan yang sama.
Perhatian investor pada pekan ini
Minggu ini investor akan mendapatkan kesempatan untuk mendengar pendapat dari beberapa pejabat Federal Reserve setelah laporan ketenagakerjaan menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja melambat pada bulan lalu, mengurangi kekhawatiran suku bunga akan tetap tinggi hingga sisa tahun ini.
Data kepercayaan konsumen pada Jumat akan memberikan beberapa wawasan baru mengenai ekspektasi inflasi dan prospek ekonomi. Laporan mingguan initial jobless claim akan dirilis pada Kamis, 9 Mei 2024.