Jakarta: Harga emas kembali menunjukkan tren positif. Diperkirakan potensi kenaikan harga emas akan terus berlanjut meskipun mungkin akan ada sedikit penurunan dalam jangka pendek.
Berdasarkan analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer menjelaskan, pada malam sebelumnya, harga emas merayap naik ke level USD2.365-USD2.366 pada malam hari sebelumnya.
Fischer melihat potensi untuk kenaikan ini akan cenderung terjadi kembali. Namun, dia juga mengingatkan harga mungkin akan mengalami sedikit penurunan dalam jangka pendek sebelum melanjutkan kenaikan.
"Secara keseluruhan, tren harga emas masih mendukung kenaikan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 21 Juni 202.
Secara teknikal ia melihat, menunjukkan pola bullish yang kuat.
“Meskipun mungkin ada koreksi kecil, harga emas secara garis besar masih menunjukkan potensi kenaikan yang signifikan,” jelas dia.
Pada sesi Amerika kemarin hingga awal sesi Asia pagi ini, Jumat 21 Juni 2024, harga emas merayap naik hingga US2.374. Saat ini, harga emas mendekati tertinggi dua minggu yang sebesar USD2.397.
Faktor pendorong penguatan harga emas
Tiga faktor utama yang mendorong tren positif emas adalah hasil rilis data ekonomi AS, pernyataan para pejabat Federal Reserve (Fed), dan meningkatnya risiko geopolitik.
Data ekonomi dari Amerika Serikat yang lebih lemah dari yang diharapkan telah meningkatkan ekspektasi para trader Fed akan melonggarkan kebijakan setidaknya dua kali pada 2024.
Laporan pekerjaan AS yang lebih buruk dari perkiraan mengungkapkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat di atas estimasi.
Selain itu, data perumahan AS mengecewakan pasar karena Izin Mendirikan Bangunan dan Awal Pembangunan Rumah menurun.
Lemahnya rilis data ekonomi ini, bersamaan dengan pernyataan para pejabat Fed, memberikan sinyal Fed tidak akan segera menurunkan suku bunga.
Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, menyatakan kemungkinan butuh satu atau dua tahun untuk menurunkan inflasi inti ke dua persen.
Dia menambahkan trayektori suku bunga akan tergantung pada kondisi ekonomi, menekankan ekonomi AS memang mencapai disinflasi meskipun ada pertumbuhan ekonomi yang luar biasa.
Meningkatnya risiko geopolitik juga membantu tren naik logam mulia. Ketegangan di Timur Tengah meningkat karena Israel mengancam akan melancarkan serangan terhadap Hezbollah di Lebanon. Hal ini, bersama dengan pakta yang baru-baru ini ditandatangani antara Rusia dan Korea Utara, dapat meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Secara keseluruhan, prediksi Fischer menyebutkan, harga emas hari ini menunjukkan potensi kenaikan yang kuat, meskipun ada kemungkinan koreksi harga emas dalam jangka pendek, tren jangka panjang tetap positif.
"Hal ini karena faktor-faktor ekonomi dan geopolitik yang mendukung, memberikan gambaran optimis bagi para investor," ucap dia.