AS dan Sekjen NATO Bahas 'Jembatan' Keanggotaan Ukraina di Aliansi

Menlu AS Antony Blinken. (EPA)

AS dan Sekjen NATO Bahas 'Jembatan' Keanggotaan Ukraina di Aliansi

Medcom • 10 July 2024 14:50

Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membahas pengembangan "jembatan" menuju keanggotaan Ukraina di NATO. Mereka membahas rencana untuk mendukung Kyiv di tengah-tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia.

Melansir dari Anadolu Agency, Rabu, 10 Juli 2024, diskusi tersebut berfokus pada "keputusan yang diharapkan" akan diambil dalam pertemuan Dewan NATO-Ukraina pada Kamis besok, yang bertujuan memfasilitasi pertahanan Ukraina melawan agresi Rusia dan membuka jalan bagi keanggotaan NATO di masa depan, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri AS.

KTT NATO, yang berlangsung selama tiga hari mulai Selasa kemarin, meliputi pembahasan berbagai keputusan penting, termasuk implementasi rencana penguatan signifikan untuk pertahanan kolektif dan pengesahan janji Perluasan Kapasitas Industri NATO.

Janji ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan sekutu dalam menghadapi ancaman saat ini dan di masa depan, kata juru bicara Kemenlu AS Matthew Miller kepada para wartawan.

"Para pemimpin menyambut baik kemajuan signifikan dalam pembagian beban, dengan lebih dari dua pertiga sekutu sekarang memenuhi janji untuk berkomitmen dua persen dari PDB untuk pengeluaran pertahanan," tambah Miller.

Saat ini, 23 dari 32 anggota NATO telah memenuhi atau melampaui pengeluaran pertahanan yang disepakati, yaitu 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) masing-masing negara, menurut informasi resmi aliansi tersebut.

Stoltenberg menekankan bahwa pedoman 2 persen ini sekarang harus dilihat sebagai persyaratan pengeluaran minimum yang harus dibelanjakan untuk pertahanan di tengah tantangan keamanan global.

Dalam pernyataan singkat kepada wartawan sebelum pembicaraan tertutupnya dengan Blinken, Stoltenberg mengutuk agresi Rusia yang terus berlanjut, termasuk serangan rudal baru-baru ini terhadap rumah sakit anak-anak di Kyiv yang menewaskan sedikitnya 36 orang.

"(Serangan itu) menunjukkan kebrutalan perang agresi Rusia terhadap Ukraina, dan pentingnya kita mendukung Ukraina dalam menegakkan hak untuk mempertahankan diri," ucapnya. (Shofiy Nabilah)

Baca juga:  Biden Umumkan Tambahan 5 Sistem Pertahanan Udara untuk Ukraina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)