Kecerdasan buatan. Foto: Medcom.id.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mendorong kerja sama pengembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang inklusif dan bermanfaat bagi seluruh bangsa di dunia.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan itu terkait kunjungannya di forum AISS 2023 London, Inggris, pada Rabu, 1 November 2023.
"Terutama melalui kerja sama Selatan-Selatan, untuk mendorong pengembangan AI yang inklusif dan bermanfaat bagi kita semua," ujar Nezar Patria selaku Ketua Delegasi Republik Indonesia di forum internasional itu, dilansir Infopublik.id, Jumat, 3 November 2023.
Wamen Nezar merekomendasikan agar dibentuk komunike mengenai keamanan pemanfaatan teknologi AI yang mencerminkan semangat inklusivitas dan partisipatif dari peserta AISS 2023. Komunike yang dirancang lebih inklusif ini baru akan efektif berjalan pada pertemuan berikutnya.
"Indonesia merekomendasikan untuk membahas rancangan komunike secara lebih inklusif, terbuka, dan dalam waktu yang cukup dengan semua negara yang diundang pada kesempatan berikutnya," tutur Nezar.
Indonesia sampaikan 3 hal
Menurut Wamenkominfo, ada tiga hal Indonesia yang disampaikan pada seluruh delegasi dari pemerintah dan pemangku kepentingan yang hadir di forum AISS 2023. Hal pertama adalah melakukan tindakan afirmatif dalam pengembangan AI di negara-negara berkembang.
“(Pengembangan AI ini) melalui fasilitasi kerja sama global yang inklusif, mendorong kerja sama antara perusahaan global dan pelaku industri lokal, menutup kesenjangan digital, dan memfasilitasi transfer teknologi AI," jelas dia.
Hal kedua adalah memungkinkan keterlibatan dan partisipasi yang berarti dari negara-negara lain di luar negara-negara yang saat ini hadir untuk bergabung dalam diskusi tentang Keamanan AI.
"Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan KTT Keamanan AI, sebagai bagian dari platform global yang ada seperti PBB atau forum G20 dengan lebih banyak negara dapat terlibat secara bermakna," imbuh Nezar Patria.
Perkembangan beragam
Sedangkan hal ketiga adalah Indonesia menyadari perkembangan yang beragam dan menghormati peran dan kapasitas yang sama namun berbeda dari setiap negara dalam pengembangan pengetahuan AI.
"Dengan cara ini, setiap negara dapat mengembangkan penggunaan dan tata kelola AI sesuai dengan kecepatannya masing-masing dengan kemungkinan untuk bergabung dalam diskusi dan kerja sama di tingkat global," tutup dia.