Ibadah Haji Tahun Ini Dibayangi Perang Israel-Hamas di Gaza

Ibadah haji di Makkah, Arab Saudi. (EPA)

Ibadah Haji Tahun Ini Dibayangi Perang Israel-Hamas di Gaza

Marcheilla Ariesta • 12 June 2024 13:20

Makkah: Lebih dari satu juta umat Islam berbondong-bondong datang ke kota suci Makkah di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji tahun ini. Berbeda dari sebelumnya, ibadah haji 2024 dibayang-bayangi perang yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

Haji, salah satu kegiataan keagamaan tahunan terbesar di dunia, secara resmi dimulai pada 14 Juni mendatang.

Otoritas Arab Saudi menyerukan semua jemaah untuk tetap fokus beribadah walau perang masih berkecamuk di tanah Palestina.

Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, sebelumnya telah memperingatkan bahwa "tidak boleh ada aktivitas politik" selama ibadah haji. Larangan ini diyakini berkaitan dengan perang di Gaza yang berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas.

Kamis besok, sekitar 1,2 juta jemaah akan sudah tiba di Arab Saudi dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia.

Tahun lalu, lebih dari 1,8 juta orang menyelesaikan ibadah haji yang berlangsung selama beberapa hari. Sekitar 90 persen berasal dari luar negeri, terutama dari negara-negara Arab dan Asia, menurut data resmi kerajaan Saudi.

"Operasi militer Israel terhadap Hamas di Gaza telah menciptakan banyak kemarahan di dunia Muslim yang lebih luas, mengubah haji tahun ini menjadi ujian bagi para pemimpin di Arab Saudi," kata Umer Karim, pakar politik Arab Saudi di Universitas Birmingham, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 12 Juni 2024.

"Protes pasti akan terjadi oleh individu atau kelompok jemaah," sambunngya.

Arab Saudi tidak pernah mengakui Israel sebelum adanya Negara Palestina. Tetapi penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, diketahui sedang mempertimbangkan untuk menjalin hubungan diplomatik formal dengan Israel sebelum meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023.

Para pemimpin Saudi masih melakukan pembicaraan dengan para pejabat Amerika Serikat mengenai apa yang disebut sebagai kesepakatan besar, yang akan membuat Riyadh mengakui Israel dengan imbalan hubungan keamanan yang lebih erat dengan Washington.

Namun para pejabat Saudi mengatakan hubungan dengan Israel tidak mungkin terjadi tanpa langkah-langkah yang "tidak dapat dibatalkan" menuju pengakuan Negara Palestina, sesuatu yang sejak lama ditentang Israel.

Sementara itu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengeluarkan dekrit pada Senin lalu untuk menampung tambahan 1.000 jamaah "dari keluarga para syuhada dan dan korban luka dari Jalur Gaza." Total jamaah haji asal Gaza yang akan ditampung tahun ini menjadi 2.000 orang, menurut kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).

Haji adalah sumber legitimasi bagi penguasa Saudi, dan gelar Raja Salman mencakup "Penjaga Dua Masjid Suci" di Mekkah dan Madinah.

"Namun pemerintah Saudi juga menggunakan ibadah haji untuk mengendalikan umat Islam di seluruh dunia," kata Madawi al-Rasheed, seorang akademisi dan tokoh oposisi Saudi yang berbasis di London.

"Saudi akan meningkatkan kendali mereka terhadap jamaah haji untuk mencegah mobilisasi apapun terkait dukungan untuk Gaza. Masih harus dilihat apakah jamaah haji akan menghormati keinginan Saudi," pungkasnya.

Baca juga:  Arab Saudi Larang Jemaah Ekspresikan Pandangan Politik saat Berhaji

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)