Menko Luhut: Potensi GBFA Dorong Kerja Sama Selatan-Selatan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Dokumen Kemenko Marves

Menko Luhut: Potensi GBFA Dorong Kerja Sama Selatan-Selatan

Annisa Ayu Artanti • 5 July 2024 14:09

Bali: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Kerjasama Selatan-Selatan dapat didorong melalui Global Blended Finance Alliance (GBFA).

Seperti diketahui, pada G20 Bali 2022 lalu, Global Blended Finance Alliance (GBFA) merupakan inisiasi dari Indonesia. GBFA telah diakui dalam G20 Bali Leaders’ Declaration (para 43 dan Way Forward para 3).

Luhut dalam rapat hybrid GBFA mengatakan bahwa GBFA memiliki keunikan dan keunggulan sebagai bentuk kontribusi Indonesia kepada sesama negara berkembang sebagai platform Kerjasama Selatan Selatan, utamanya membantu menutup kesenjangan pendanaan aksi iklim dan pencapaian SDGs di negara berkembang.

“Kerjasama Selatan Selatan melalui pembentukan South-South platform bertujuan membangun lingkungan investasi bersama yang saling menguatkan. GBFA memfasilitasi pembuatan country platform negara berkembang anggota GBFA dan negara berkembang lainnya serta penyusunan Kebijakan Aksi Perubahan Iklim,” kata Luhut yang dikutip dari siaran pers, Jumat, 5 Juli 2024.
 
Baca juga: 

Luhut Minta Bantuan Tiongkok Kembangkan Proyek Baterai di Kawasan Industri Buli

Pengembangan kapasitas

Luhut juga menambahkan GBFA akan menjadi wadah pengembangan kapasitas salah satunya dengan memfasilitasi penyusunan standar, pedoman, template keuangan atau pembiayaan proyek, dan pengembangan kapasitas terkait kebijakan blended finance di bawah Kerjasama Selatan-Selatan juga sebagai wadah pelatihan dan pertukaran pengetahuan.

GBFA juga sebagai Forum dan Kemitraan bagi kolaborasi lintas entitas, pendanaan dan sektor swasta termasuk investasi.

“Melalui manfaat dari GBFA ini, maka perlu segera dilakukan percepatan penyusunan Articles of Agreement (AoA) dan tahapan lainnya untuk menjadi organisasi internasional, sehingga tim negosiasi GBFA yang telah dibentuk dapat segera melakukan perundingan dan penyelesaian AoA,” tegas Luhut.

Adapun urgensi dibentuknya GBFA di antaranya adalah besarnya financial gap untuk meningkatkan aksi iklim dan pencapaian SDGs, selain itu banyaknya penghalang sistemik seperti absennya policy framework, terbatasnya kapasitas SDM, dan kurangnya country platform yang didesain secara baik di negara-negara berkembang untuk mendorong pembiayaan transisi ekonomi berkelanjutan untuk mencapai target SDGs.

GBFA hadir sebagai salah satu strategi untuk mengatasi financial gap untuk aksi iklim. Hal ini diungkap oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)