BEI Jaga Investor di Tengah Panasnya Tarif Trump

Ilustrasi. Foto: dok MI.

BEI Jaga Investor di Tengah Panasnya Tarif Trump

Insi Nantika Jelita • 11 April 2025 19:09

Jakarta: Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman berupaya menjaga kepercayaan investor di tengah memanasnya perang tarif yang dipicu kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ungkapnya, telah mengambil sejumlah kebijakan penyesuaian.

Pertama, penundaan pelaksanaan short selling guna meredam tekanan jual yang berlebihan. Kedua, OJK menerbitkan kebijakan yang memperbolehkan buyback saham oleh emiten tanpa perlu melalui rapat umum pemegang saham (RUPS). Langkah-langkah ini diharapkan mampu mengendalikan fluktuasi harga saham dan menjaga likuiditas pasar.

"Upaya-upaya ini diharapkan meningkatkan kepercayaan investor sehingga perdagangan saham bisa kita ciptakan dalam kondisi wajar dan efisien," ujarnya dalam webinar Trump Trade War: Menyelematkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia, Jumat, 11 April 2025.

Upaya lainnya, pada Selasa, 8 April 2025, BEI juga menyesuaikan mekanisme batasan persentase Auto Rejection Bawah menjadi 15 persen dan menaikkan batas trading halt atau penghentian sementara perdagangan di pasar modal. BEI melonggarkan ambang batas penurunan indeks harga saham gabungan dari lima persen menjadi delapan persen.


Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto
 

Baca juga: Apa Itu IHSG? Ini Pengertian dan Fungsinya
 

BEI-OJK memperkuat pengawasan untuk menjaga kepercayaan investor


Iman menambahkan, BEI bersama OJK tidak hanya melakukan penyesuaian aturan, tetapi juga memperkuat pengawasan untuk menjaga kepercayaan investor di tengah perang dagang. Pasalnya, data menunjukkan investor asing telah menarik dana hampir Rp30 triliun dari pasar modal Indonesia sejak Januari lalu.

"Kami tidak hanya melakukan penyesuaian-penyesuaian aturan, tapi juga melakukan penguatan pengawasan. Karena kita ingin kepercayaan market terjaga terus," tegas dia.

Dalam kesempatan sama, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mendorong pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk lebih sigap dalam merespons kondisi pasar. Langkah cepat diperlukan agar ketika pasar mulai jatuh, bisa segera pulih.

"Pemerintah perlu merespons pasar dengan cepat agar tidak jatuhnya sampai ke bawah dan bisa pulih secara cepat," imbuh dia.

Aviliani juga mengingatkan tantangan ke depan tidak hanya berasal dari kebijakan Trump, namun juga dari krisis keuangan di Eropa yang dipicu oleh lonjakan pinjaman selama masa pandemi. Pemerintah dan pemangku kepentingan diminta tidak hanya berdiam melihat situasi tersebut.

"Perlu kewaspadaan dan langkah antisipatif agar krisis tidak berkembang lebih luas," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)