Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo.
Al Abrar • 12 March 2025 13:08
Jakarta: Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memperkenalkan konsep PSI Perorangan, yang memungkinkan keanggotaan dan pencalonan tanpa bergantung pada struktur partai yang kaku. Gagasan ini dinilai sebagai adopsi dari konsep Partai Super Tbk yang sebelumnya diwacanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, Arif Nurul Imam, menilai wajar jika PSI mengadopsi gagasan tersebut. Menurutnya, kedekatan PSI dengan Jokowi, terutama karena Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep adalah putra bungsu Jokowi, membuat ide itu sejalan.
"Partai Super Tbk yang disampaikan Jokowi, saya kira diduplikasi oleh PSI Perorangan, dan itu hal yang wajar," ujar Arif kepada wartawan, Senin, 11 Maret 2024.
Arif menjelaskan, konsep partai terbuka menjadi menarik dalam lanskap politik Indonesia yang selama ini cenderung sentralistik dan bergantung pada figur tokoh tertentu. Jika PSI serius menerapkan konsep ini, mereka perlu menunjukkan langkah konkret untuk membangun partai yang lebih inklusif dan demokratis.
"Partai politik di Indonesia cenderung sentralistik dan bergantung pada tokoh tertentu. Jika PSI benar-benar menjalankan konsep ini, maka bisa menjadi terobosan baru," kata Arif.
Dia menambahkan, baik Jokowi maupun PSI bisa memperoleh keuntungan dari penerapan konsep ini. PSI berpotensi mendapatkan citra positif sebagai partai yang membawa gagasan segar, sementara Jokowi bisa menjadikan PSI sebagai tumpuan politik setelah tak lagi bergabung dengan partai tertentu.
Meski demikian, Arif mengingatkan bahwa tantangan utama bagi PSI adalah membuktikan konsistensinya. Publik masih menanti apakah konsep partai terbuka yang mereka usung benar-benar akan diterapkan dalam praktik politik.
"Konsistensi PSI perlu diuji. Apakah ini hanya sekadar slogan atau benar-benar akan diimplementasikan?" tutupnya.