Kehancuran akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 26 May 2025 09:20
Kuala Lumpur: Pemerintah Malaysia menyerukan agar negara-negara Asia Tenggara bersuara lantang dalam membela hukum internasional, khususnya terkait krisis kemanusiaan di Gaza dan situasi politik di Myanmar.
Seruan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, dalam pidato pembukaan Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Kuala Lumpur, Minggu 25 Mei 2025.
"ASEAN tidak boleh diam. Kita memiliki suara dalam urusan dunia dan harus menggunakannya untuk membela yang tertindas, serta menawarkan solusi berdasarkan prinsip dan hukum internasional," tegas Mohamad, seperti dikutip The Peninsula, Senin 26 Mei 2025.
Ia menyoroti bahwa pengepungan total oleh pasukan Israel di Gaza telah menyebabkan kelaparan massal dan kematian, menyebut kondisi tersebut sebagai bentuk pelanggaran berat atas kemanusiaan.
"Kejahatan terhadap rakyat Palestina mencerminkan sikap abai dan standar ganda. Ini adalah akibat langsung dari lunturnya kesucian hukum internasional," ujarnya.
Selain Gaza, Mohamad juga menyebut Myanmar sebagai ujian moral bagi ASEAN, menegaskan perlunya refleksi dan langkah nyata demi memulihkan perdamaian dan keadilan di kawasan.
Dalam pernyataannya, Mohamad menekankan bahwa ASEAN harus memainkan peran yang lebih aktif dan berarti dalam membentuk kemajuan global, dengan mengedepankan prinsip perdamaian, keadilan, kesetaraan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum.
Seruan keras Malaysia muncul menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 yang akan digelar pada 26–27 Mei di Pusat Konvensi Kuala Lumpur. Malaysia menjadi tuan rumah serangkaian pertemuan tingkat tinggi, termasuk KTT ASEAN-GCC (Dewan Kerja Sama Teluk) dan KTT ASEAN-GCC-Tiongkok.
Dalam pertemuan tertutup AMM yang dipimpin Malaysia sebagai ketua, para menteri luar negeri ASEAN membahas posisi kolektif menjelang serangkaian pertemuan tersebut.
Mohamad menyatakan bahwa ASEAN memiliki tanggung jawab moral untuk memainkan peran lebih dari sekadar penonton dalam konflik global.
Meski ASEAN dikenal dengan pendekatan diplomatik yang berhati-hati, desakan Malaysia ini mencerminkan tekanan moral yang semakin besar agar blok tersebut tidak lagi bersikap pasif, terutama dalam isu-isu besar yang melibatkan hak asasi manusia dan pelanggaran hukum internasional.
Dengan latar belakang krisis Gaza yang terus memburuk dan stagnasi penyelesaian krisis Myanmar, KTT ASEAN kali ini diperkirakan akan menjadi ajang ujian bagi kekompakan dan kredibilitas blok dalam menjunjung nilai-nilai keadilan dan hukum global. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 38 Orang, Termasuk Anak-anak