Generasi Muda Didorong Menjadi Pahlawan Digital

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Wardi Taufik. Dok. Istimewa

Generasi Muda Didorong Menjadi Pahlawan Digital

Achmad Zulfikar Fazli • 10 November 2025 12:08

Jakarta: Setiap zaman melahirkan jenis pahlawannya sendiri. Dulu, pahlawan mengangkat senjata, dan sekarang, pahlawan mengangkat martabat sesama.

Hal ini disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Wardi Taufik dalam acara Refleksi Hari Pahlawan 2025 di Kantor PP ISNU Jakarta, Senin, 10 November 2025. Menurut dia, kepahlawanan zaman sekarang bukan lagi soal perang, tapi soal peduli dan berbagi. 

“Pahlawan masa kini bukan cuma yang tercatat di buku sejarah. Tapi mereka yang tiap hari membuat hidup orang lain lebih layak. Guru di pelosok dan diperbatasan, relawan di area-area bencana,  perawat desa, aktivis lingkungan. Mereka semua pahlawan sosial. Sekarang waktunya kita turun tangan”, kata Wardi dalam keterangannya, Senin, 10 November 2025.

Menurut  Wardi, kepahlawanan zaman sekarang punya wajah baru, filantropi. Berani memberi walau keadaan sempit.

Dia menekankan berbagi dan peduli itu adalah perlawanan terhadap egoisme. ISNU sedang mendorong Gerakan Seribu Dermawan Muda. Gerakan ini mengajak mahasiswa, profesional muda, dan diaspora Indonesia buat rutin berdonasi. Bukan soal besar-kecilnya, tapi keberanian untuk peduli.

“Tak semua pahlawan punya tugu. Banyak yang bekerja diam-diam. Tanpa tanda jasa dan tanpa sorotan, seperti Guru honorer, Petugas kebersihan, dan Relawan literasi desa. Mereka mungkin tak viral, tapi merekalah penopang moral bangsa. Kita perlu belajar berterima kasih kepada orang-orang yang tak pernah minta terima kasih," ujar dia.

Oleh karena itu, ISNU sedang menyiapkan Anugerah Pahlawan Sunyi, penghargaan bagi mereka yang menyalakan cahaya kecil di sekitarnya.

ISNU juga mendorong Pahlawan di Era Digital untuk ekonomi kebaikan. Dalam arti, teknologi tak cuma buat hiburan, tapi bisa buat kebaikan. Donasi digital, zakat dan wakaf online, serta crowdfunding sosial. Kepahlawanan kini bisa dilakukan lewat satu klik. 

“Teknologi jangan cuma melahirkan kemudahan, tapi juga kemurahan hati. ISNU tidak bosan mendorong Gen Z bisa jadi pahlawan digital, dengan satu klik yang menghidupkan ribuan orang. ISNU akan menggagas Gerakan Pahlawan Digital, mengajak anak muda menyalurkan empati lewat platform daring, dengan prinsip transparan dan gotong royong,” tegas Wardi.
 

Baca Juga: 

Berjasa dalam Perjuangan Senjata, Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional


Dia menegaskan pahlawan sejati bukan yang dikenang, tapi yang menghidupi, memberi makan bagi yang lapar, memberi ilmu bagi yang haus, dan memberi harapan bagi yang kehilangan arah.

“Kita sering berhenti di seremoni. Padahal pahlawan tidak berhenti di tugu. Mereka tumbuh di dapur umum, di sekolah pinggiran, di ladang kerja sosial. ISNU mengajak semua komunitas untuk bergerak, bangun food bank, bantu UMKM, buka peluang beasiswa sebanyak-banyaknya”, ujar dia.

Dia menjelaskan ini suatu penegasan, gerakan filantropi adalah bentuk baru dari nasionalisme, dan masa depan untuk Indonesia Emas 2045. ISNU juga mengusulkan setiap Hari Pahlawan diisi dengan aksi sosial serentak, seperti donor darah, sedekah pangan, tanam pohon, dan dukungan modal bagi pelaku usaha kecil. Sebab, nasionalisme sejati itu adalah gotong royong.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)