Menteri Pertahanan Kamboja dan Thailand Sepakat Redam Ketegangan Perbatasan

Warga memenuhi perbatasan Thailand-Kamboja ketika pertempuran terjadi. Foto: Anadolu

Menteri Pertahanan Kamboja dan Thailand Sepakat Redam Ketegangan Perbatasan

Fajar Nugraha • 7 August 2025 18:05

Kuala Lumpur: Thailand dan Kamboja pada Kamis menyepakati rencana implementasi gencatan senjata yang terdiri dari 13 poin untuk meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan. Wilayah tersebut diwarnai bentrokan bersenjata selama lima hari pada Juli lalu.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan Komite Perbatasan Umum yang diketuai bersama oleh Kepala Pertahanan Kamboja Jenderal Tea Seiha dan mitranya dari Thailand Jenderal Nattaphon Narkphanit di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia.

“Kamboja dan Thailand sepakat untuk menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan, dengan Malaysia sebagai mediator," menurut pernyataan dari Kementerian Informasi Kamboja, seperti dikutip Anadolu, Kamis 7 Agustus 2025.

“Tujuan ini adalah memastikan koeksistensi damai antar komunitas perbatasan," menurut media Thai Enquirer News.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menerima kedua menteri pertahanan tersebut menjelang pertemuan bilateral mereka dengan komite perbatasan.

“Kedua kepala pertahanan yang berkunjung telah memberikan komitmen mereka untuk mematuhi gencatan senjata penuh di wilayah perbatasan, ujar PM Anwar.

"Faktanya, kedua negara ingin Malaysia terus memfasilitasi negosiasi perdamaian tanpa melibatkan pihak lain di dalam dan di luar ASEAN," kata Anwar setelah pertemuan tersebut, merujuk pada blok negara-negara Asia.

Kedua negara tetangga Asia Tenggara tersebut terlibat dalam permusuhan lintas batas bulan lalu, yang mengakibatkan puluhan korban tewas dan luka-luka. Pada 28 Juli, dalam pertemuan trilateral dengan Perdana Menteri Malaysia, mereka menyepakati gencatan senjata tanpa syarat.

"Pertemuan itu bermakna," kata Anwar setelah bertemu dengan para kepala pertahanan Thailand dan Kamboja.

Kedua belah pihak memulai pertemuan komite perbatasan di tingkat pejabat pada hari Senin dan mengakhirinya hari ini dengan partisipasi para kepala pertahanan. Para pejabat dari Malaysia, AS, dan Tiongkok juga hadir sebagai pengamat.

Menurut Anwar, pertemuannya dengan kedua kepala pertahanan yang berkunjung tersebut "menghasilkan konsensus kunci untuk mempertahankan dialog dan menegakkan gencatan senjata di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja."

"Saya menghargai kepercayaan yang diberikan kepada Malaysia untuk terus memfasilitasi proses perdamaian," ujar Anwar, seraya menambahkan bahwa Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia, Jenderal Tan Sri Mohd Nizam Jaffar, juga terlibat dalam proses tersebut.

Anwar mengatakan, kedua belah pihak "mencapai beberapa kesepakatan penting, termasuk kepatuhan penuh terhadap gencatan senjata tanpa bentuk agresi apa pun, tidak ada penambahan atau penempatan ulang pasukan, penghindaran tindakan provokatif, dan komitmen tegas untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil."

"Kami juga membahas usulan pengerahan Tim Pengamat ASEAN untuk mendukung upaya pemantauan, bantuan kemanusiaan, dan koordinasi medis di perbatasan. Malaysia akan terus mendukung proses ini dengan keyakinan bahwa perdamaian abadi hanya mungkin dicapai melalui dialog, saling menghormati, dan persahabatan sejati," kata Anwar, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN.

Bangkok dan Phnom Penh memiliki sengketa perbatasan di sepanjang Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Ubon Ratchathani di timur laut Thailand, dengan ketegangan yang kembali meningkat sejak 28 Mei, ketika seorang tentara Kamboja tewas. Puluhan orang, termasuk warga sipil tewas dalam bentrokan antara kedua pasukan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)