Lokasi penembakan di Gereja Minneapolis, Amerika Serikat. Foto: The New York Times
Minneapolis: Seorang penyerang pada Rabu melepaskan tembakan menembus jendela sebuah gereja Katolik di Minneapolis, Amerika Serikat (AS) menewaskan seorang anak berusia 8 tahun dan seorang anak berusia 10 tahun serta melukai 17 lainnya.
“Penyerang kemudian tewas karena luka tembak yang dilakukannya sendiri,” kata kepala polisi Minneapolis, Brian O'Hara, dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari the New York Times, Kamis 28 Agustus 2025.
“Dari 17 orang yang terluka, 14 di antaranya adalah anak-anak,” imbuh O’Hara.
Pihak berwenang telah mengidentifikasi penyerang sebagai Robin Westman, 23 tahun, yang diyakini sebagai mantan siswa di sekolah tersebut, menurut seorang pejabat penegak hukum yang mengetahui penyelidikan tersebut.
“FBI sedang menyelidiki penembakan tersebut sebagai tindakan terorisme domestik dan kejahatan kebencian yang menargetkan umat Katolik,” kata Kash Patel, Direktur FBI, di media sosial.
Polisi belum menentukan motifnya. Akun media sosial tersangka berisi video-video catatan harian yang menggambarkan pembunuhan anak-anak dan gambar tempat suci gereja. Video-video tersebut juga menunjukkan senjata, peluru, dan benda-benda yang tampak seperti alat peledak. Berikut yang kami ketahui.
Kapan serangan itu terjadi?
Penembakan terjadi sekitar pukul 08.30 di Gereja Katolik Annunciation di Minneapolis selatan, yang memiliki sekolah untuk anak-anak dari prasekolah hingga kelas delapan. Para siswa sedang menghadiri Misa seluruh sekolah, sebuah tradisi tahunan untuk tahun ajaran baru, yang dimulai Senin.
Para saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan di dalam gereja. Ellie Mertens, seorang pendeta muda berusia 25 tahun yang mengaku sedang duduk di bangku gereja bersama anak-anak, mengatakan bahwa peluru menembus jendela, dan kepala sekolah memerintahkan semua orang untuk merunduk. “Penembakan itu berlangsung sekitar dua menit,” kata Martens.
Senator Amy Klobuchar, seorang Demokrat dari Minnesota, mengatakan bahwa para siswa jatuh ke tanah di antara bangku-bangku gereja untuk keselamatan, mengutip cerita anak mantan stafnya, yang berada di gereja. "Dia menyaksikan seorang anak tertembak di perut dan seorang lagi di leher," kata Klobuchar.
Kepala Polisi O'Hara mengatakan bahwa sebagian besar penembakan terjadi di luar gedung dan setidaknya dua pintu gereja telah dibarikade dari luar. Ia memperkirakan penyerang menembakkan puluhan peluru dari tiga senjata -,senapan, senapan laras ganda, dan pistol,- sebelum tewas akibat luka tembak yang ditimbulkan sendiri. Penembak telah membeli ketiga senjata tersebut secara sah.
Siapa yang terbunuh?
Kedua anak yang tewas dalam penembakan itu berusia 8 dan 10 tahun. Keduanya meninggal di bangku gereja, kata pihak berwenang. Nama mereka belum dirilis.
Setidaknya 14 anak lainnya berusia antara 6 dan 15 tahun juga tertembak, menurut Kepala O'Hara. Tiga orang dewasa berusia 80-an yang sedang menghadiri Misa juga terluka, katanya.
Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, mengatakan dalam konferensi pers di luar sekolah pada hari Rabu bahwa ia tak mampu mengungkapkan "beratnya, tragedi, atau kepedihan yang luar biasa dari situasi ini."
Frey, yang telah lama mengadvokasi undang-undang senjata yang lebih ketat, menolak sentimen "doa dan harapan" yang sering diandalkan para pejabat setelah penembakan massal.
"Jangan hanya mengatakan ini tentang 'doa dan harapan' saat ini. Anak-anak ini benar-benar berdoa,” ungkap Frey.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Gubernur Tim Walz mengatakan bahwa "Minnesota berduka." Ia menambahkan: "Dari para petugas yang merespons, hingga para pendeta dan guru yang memberikan penghiburan, hingga staf rumah sakit yang menyelamatkan nyawa, kita akan melewati ini bersama-sama."
Walz mengatakan bahwa ia telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Trump, yang mengatakan di media sosial bahwa ia telah diberi pengarahan tentang penembakan tersebut dan "berdoa untuk semua orang yang terlibat." Trump menandatangani proklamasi yang menurunkan bendera setengah tiang hingga hari Minggu sebagai penghormatan kepada para korban.