Kerusakan akibat gempa bumi di Afghanistan timur. (Anadolu Agency)
Putri Purnama Sari • 1 September 2025 15:15
Jakarta: Gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Afghanistan timur, tepatnya di dekat perbatasan Pakistan, pada Minggu, 31 Agustus 2025 malam. Bencana ini menelan korban jiwa dalam jumlah besar dan menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah.
Berdasarkan laporan resmi, jumlah korban akibat gempa ini terus bertambah, sedikitnya 622 orang tewas, sementara ribuan lainnya mengalami luka-luka.
“Dalam gempa yang terjadi tepat sebelum tengah malam, 610 orang tewas dan 1.300 orang terluka di Provinsi Kunar, dengan banyak rumah hancur,” ungkap juru bicara pemerintah, Abdul Mateen Qani, Senin, 1 September 2025.
Selain itu, di Provinsi Nangarhar, 12 orang dilaporkan meninggal dunia dan 255 lainnya terluka akibat guncangan kuat yang merobohkan banyak bangunan.
Gempa ini merobohkan ratusan rumah, fasilitas umum, hingga tempat ibadah. Kondisi infrastruktur Afghanistan yang rapuh memperparah jumlah korban jiwa.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada di kedalaman 8 kilometer atau tergolong dangkal, berlokasi sekitar 27 kilometer dari Kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar. Gempa dangkal umumnya menimbulkan kerusakan lebih parah dibandingkan gempa dalam.
Tak hanya sekali, serangkaian gempa susulan terus mengguncang wilayah tersebut sepanjang malam. Salah satunya berkekuatan magnitudo 5,2 yang terjadi setelah pukul 04.00 waktu setempat, semakin memperburuk kondisi warga yang panik dan kehilangan tempat tinggal.
Proses evakuasi masih berlangsung di tengah keterbatasan peralatan, infrastruktur, dan tenaga medis.
Organisasi internasional diperkirakan akan menyalurkan bantuan darurat berupa obat-obatan, makanan, dan tenda untuk para pengungsi.
Gempa Afghanistan kali ini menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di kawasan rawan gempa seperti Asia Selatan.
Bencana ini menambah panjang daftar tragedi kemanusiaan di Afghanistan. Pada 7 Oktober 2023, Afghanistan juga dilanda gempa magnitudo 6,3 disertai sejumlah gempa susulan kuat.
Pemerintah Taliban saat itu memperkirakan lebih dari 4.000 orang tewas, sementara PBB mencatat sekitar 1.500 korban jiwa. Itu menjadi bencana alam paling mematikan di Afghanistan dalam catatan sejarah.