Tim DVI Kerahkan 31 Ahli Forensik Identifikasi Korban KMP Tunu Pratama Jaya

Pusat Pos Mortem di RSUD Blambangan Banyuwangi. (Dok: Humas Pemkab Banyuwangi)

Tim DVI Kerahkan 31 Ahli Forensik Identifikasi Korban KMP Tunu Pratama Jaya

Amaluddin • 7 July 2025 09:03

Banyuwangi: Sebanyak 31 personel Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur dikerahkan untuk melakukan proses post mortem, terhadap jenazah korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. RSUD Blambangan Banyuwangi ditunjuk sebagai pusat kegiatan identifikasi forensik tersebut.

"Kami berharap proses ini berjalan lancar demi mempercepat identifikasi korban," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Senin, 7 Juli 2025.

Berbagai fasilitas pendukung telah disiapkan oleh rumah sakit daerah tersebut, mulai dari ruang pemeriksaan, ruang pendingin jenazah, kantung jenazah, hingga tempat penyimpanan properti korban. Sebelumnya, RSUD Blambangan juga menjadi lokasi pemeriksaan kesehatan bagi 34 penyelam, yang diturunkan untuk pencarian korban di laut.

Sementara itu, Koordinator post mortem, Tutik Purwanti, menjelaskan bahwa tim DVI bertugas mengumpulkan informasi dan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap jenazah dan barang-barang milik korban yang ditemukan.

"Seluruh temuan, baik korban maupun barang-barang, akan dibawa ke sini untuk diperiksa. Setelah itu, akan kami cocokkan dengan data ante mortem dari keluarga," katanya.
 

Baca: Tim Ahli Hidrogafi Dikerahkan Cari Lokasi Tenggelamnya KMP Tunu Jaya

Sebanyak 31 personel yang diturunkan merupakan gabungan tenaga medis dari RS Bhayangkara Bondowoso, Lumajang, serta dibantu tenaga PPDS dari RSUD Dr. Soetomo dan Fakultas Kedokteran Unair Banyuwangi.

"Tim terdiri dari dokter forensik, dokter gigi forensik, hingga tenaga ahli untuk pemeriksaan gigi, sidik jari, dan DNA," ujarnya.

Tutik menekankan bahwa kecepatan proses identifikasi sangat bergantung pada kondisi jenazah. Bila jenazah dalam kondisi utuh dan memiliki tanda pengenal, prosesnya bisa berlangsung lebih cepat.

"Namun prinsip utama dalam identifikasi bukan soal cepat atau lambat, tapi soal akurasi. Kami tidak ingin ada kesalahan dalam identifikasi korban," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Whisnu M)