Pemantauan hilal di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar. Foto: MTVN/Fajri Fatmawati
Fajri Fatmawati • 28 February 2025 20:33
Aceh Besar: Tim Falakiyah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh berhasil memantau hilal dengan posisi 4,67 derajat di atas ufuk, meskipun kondisi cuaca sempat diselimuti mendung. Pemantauan hilal dilakukan di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang, Lhoknga, Aceh Besar. Data yang diperoleh menunjukkan elongasi hilal mencapai 6,4 derajat secara geosentris.
"Jika hilal sudah berada di ketinggian empat derajat, maka 1 Ramadan kemungkinan besar jatuh di esok hari," kata Tim Falakiyah Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, Jumat, 28 Februari 2025.
Meskipun awan sempat menutupi langit Aceh Besar, Alfirdaus menerangkan, merujuk kepada data di atas, sebagian wilayah Aceh sudah memenuhi kriteria Imkanurukyat MABIMS.
"Dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat," jelasnya.
Kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) menjadi acuan dalam penentuan awal bulan kamariah. Alfirdaus menambahkan, jika hasil rukyatul hilal di lokasi lain juga membenarkan keberadaan hilal, maka kemungkinan besar awal Ramadan akan jatuh pada 1 Maret 2025.
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) resmi mengumumkan bahwa 1 Ramadan 1446 H jatuh pada tanggal 1 Maret 2025. Penetapan ini berdasarkan hasil rukyat dan hisab yang dilakukan pada 125 titik pengamatan di seluruh Indonesia.
"1 Ramadan ditetapkan besok, insyaallah tanggal 1 Maret 2025, bertepatan dengan 1 Ramadan 1446 Hijriah," kata Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Februari 2025. Hasil akhir sidang isbat tersebut berdasarkan rukyatul hilal awal Ramadan 1446 Hijriah yang dilakukan pada sore hari yang sama.