Ilustrasi hujan. (Metrotvnews.com)
Mataram: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga di Nusa Tenggara Barat untuk mewaspadai potensi peningkatan curah hujan selama lima hari ke depan pada 19-23 Oktober 2025.
"Hasil analisis dinamika atmosfer saat ini terpantau adanya gangguan atmosfer yang mampu menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTB Satria Topan Primadi di Mataram, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Satria mengatakan ada tiga gangguan atmosfer yang dapat menyebabkan peningkatan curah hujan tersebut, yakni gelombang atmosfer equatorial rossby di wilayah NTB dan kelembapan udara yang cenderung basah di berbagai ketinggian.
Kemudian, faktor liabilitas atmosfer kuat yang mendukung proses konvektif atau pembentukan awan Cumolonimbus pada skala lokal.
"Tiga kondisi itu berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan Cumolonimbus di beberapa wilayah Nusa Tenggara Barat," jelas Satria.
Lebih lanjut Satria menyampaikan selain potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, ada juga potensi gelombang tinggi di kawasan perairan Nusa Tenggara Barat rentang 1,25 meter hingga 4 meter pada 19-23 Oktober 2025 mendatang.
BMKG mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana untuk selalu waspada dan siaga saat terjadi cuaca ekstrem.
Masyarakat perlu mengantisipasi berbagai dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang.
"Infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air harus dipastikan siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan," ujar Satria.