Lemang yang dijual di Lamdingin, Kota Banda Aceh, Aceh. Foto:MTVN/Fajri Fatmawati
Fajri Fatmawati • 16 March 2025 16:01
Banda Aceh: Aroma khas lemang yang dibakar di atas bara api menyambut pengunjung di sebuah lapak sederhana di kawasan Lamdingin, Kota Banda Aceh. Di balik kepulan asap, Hafsah, 45, seorang pedagang lemang, sibuk melayani pembeli yang datang silih berganti. Selama Ramadan 2025, permintaan lemang buatannya melonjak drastis mencapai 40 batang per hari.
"Alhamdulillah, selama ramadan ini permintaan lemang meningkat pesat, selalu habis terjual," kata Hafsah, Minggu, 16 Maret 2025.
Untuk memenuhi permintaan yang tinggi, Hafsah membutuhkan sekitar 75 kilogram beras ketan setiap harinya. Ia menawarkan berbagai varian lemang, mulai dari lemang ketan putih, ketan hitam, hingga lemang ubi.
"Ada tiga varian rasa lemang yang kami masak di sini, yaitu lemang ketan putih, lemang ketan hitam, dan lemang rasa ubi. Lemang ini bisa dinikmati dengan selai srikaya yang kami olah sendiri," ujarnya.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000 per porsi. Jika pembeli ingin membeli per batang bambu, harganya berkisar antara Rp130.000. Namun, ada juga yang sudah dipotong-potong dan dijual dengan harga Rp30.000 per potong.
"Kami buka dari jam 3 siang sampai jam 6 sore, alhamdulillah saat Ramadan jualan lemang di sini selalu habis," jelsnya,
Lemang adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan, santan, dan garam yang dimasak dalam seruas bambu, memang menjadi salah satu hidangan favorit masyarakat Aceh, terutama saat bulan Ramadan. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang lembut menjadi daya tarik tersendiri.