Ini Tantangan Merawat Lansia di Indonesia

Ilustrasi lansia sempat tertinggal bus di rest area. Metro TV/Dedy Musashi

Ini Tantangan Merawat Lansia di Indonesia

M. Iqbal Al Machmudi • 1 June 2025 15:33

Jakarta: Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengatakan Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam era penuaan penduduk. Jumlah lansia terus meningkat. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024, lansia di Indonesia mencapai sekitar 12 persen dari total populasi, dan diproyeksikan pada 2045, jumlah lansia akan mencapai 20,31 persen dari total populasi, atau sekitar 65,82 juta jiwa. Tren ini menunjukkan Indonesia telah memasuki fase ageing population. Proporsi penduduk lansia terus meningkat seiring dengan naiknya angka harapan hidup.

"Kondisi ini menuntut perhatian khusus terhadap kesejahteraan lansia, termasuk peran keluarga sebagai caregiver utama. Mayoritas lansia di Indonesia dirawat oleh anggota keluarga mereka sendiri," kata Imran saat dihubungi, Minggu, 1 Juni 2025.

Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sekitar 80,8 persen caregiver lansia adalah anggota keluarga terdekat, seperti anak, cucu, atau keponakan. Selain itu, data dari SILANI Bappenas pada 2020 menunjukkan 79 persen pengasuh lansia di Indonesia adalah anggota keluarga.

Menurut Imran, pendekatan berbasis keluarga menjadi sangat penting, terutama karena banyak lansia yang lebih memilih tinggal bersama keluarga mereka dibandingkan di fasilitas perawatan. Namun, hal ini juga menuntut dukungan yang lebih besar, seperti pelatihan dan sumber daya, untuk memastikan keluarga dapat memberikan perawatan yang optimal. Merawat orang tua dapat menjadi tantangan yang kompleks bagi keluarga. 

Imran menyebut terdapat masalah yang harus dihadapi dalam mengasuh lansia, seperti tekanan emosional dan stres. Merawat lansia terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang serius, dapat menyebabkan stres emosional bagi anggota keluarga. Perasaan cemas, lelah, dan bahkan frustrasi sering kali muncul.

"Konflik anggota keluarga, tanggung jawab merawat orang tua tidak terbagi secara merata, yang dapat memicu konflik antar saudara. Perbedaan pendapat tentang cara terbaik merawat orang tua juga dapat menjadi sumber ketegangan," ujar Imran.
 

Baca Juga: 

5 Negara yang Penduduknya Paling Banyak: Indonesia di Peringkat Berapa?


Selain itu, banyak anggota keluarga yang harus menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan pribadi, dan tanggung jawab sebagai caregiver. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental.

"Ada juga masalah keuangan, biaya perawatan orang tua, termasuk kebutuhan medis, sering kali menjadi beban finansial bagi keluarga. Tidak semua keluarga memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ini," jelas dia.

Banyak masyarakat kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merawat orang tua dengan baik, terutama jika mereka membutuhkan perawatan khusus. Tantangan lainnya, yakni perubahan gaya hidup, banyak anak yang tinggal jauh dari orang tua mereka karena pekerjaan atau alasan lainnya. Jarak fisik ini dapat membuat perawatan langsung menjadi sulit.

"Keluarga memiliki peran sentral dalam mendukung lansia, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Studi menunjukkan dukungan emosional dari caregiver keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Namun, menjadi caregiver bukanlah tugas yang mudah," ungkap dia.

Keluarga sering kali menghadapi tantangan seperti kurangnya pengetahuan tentang perawatan lansia, stres, dan beban emosional. Oleh karena itu, pemberdayaan keluarga menjadi kunci untuk memastikan lansia mendapatkan perawatan yang optimal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)