Pemandangan umum wilayah Greenland. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 11 January 2025 11:37
Kopenhagen: Perdana menteri Greenland Mute B. Egede mengatakan pada hari Jumat bahwa penduduk wilayah Arktika yang kaya mineral itu tidak ingin menjadi bagian dari Amerika Serikat (AS). Tapi ia memahami bahwa Presiden terpilih AS Donald Trump mungkin menginginkan lokasi yang strategis, dan Egede terbuka untuk menjalin kerja sama yang lebih besar dengan Washington.
Komentar dari Egede muncul setelah Trump mengatakan awal pekan ini bahwa ia tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan atau tekanan ekonomi untuk menjadikan Greenland - wilayah semi-otonom Denmark - sebagai bagian dari AS. Trump mengatakan bahwa itu adalah masalah keamanan nasional bagi AS.
Egede mengakui bahwa Greenland adalah bagian dari benua Amerika Utara, dan "sebuah tempat yang dilihat orang Amerika sebagai bagian dari dunia mereka." Ia mengatakan ia belum berbicara dengan Trump, tetapi ia terbuka untuk berdiskusi tentang apa yang "menyatukan kita."
"Kerja sama adalah tentang dialog. Kerja sama berarti Anda akan bekerja menuju solusi," kata Egede, melansir dari The New Arab, Sabtu, 11 Januari 2025.
Egede telah menyerukan kemerdekaan bagi Greenland, dengan menganggap Denmark sebagai negara kolonial yang tidak selalu memperlakukan penduduk asli Inuit dengan baik.
“Greenland adalah milik rakyat Greenland. Kami tidak ingin menjadi orang Denmark, kami tidak ingin menjadi orang Amerika. Kami ingin menjadi orang Greenland,” katanya, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen di Kopenhagen.
Keinginan Trump untuk Greenland telah memicu kecemasan di Denmark dan juga di seluruh Eropa. AS adalah sekutu kuat dari 27 negara anggota Uni Eropa dan anggota utama aliansi NATO, dan dengan saran bahwa pemimpin AS yang baru bahkan dapat mempertimbangkan untuk menggunakan kekerasan terhadap sekutu.
Namun Frederiksen mengatakan bahwa ia melihat aspek positif dalam diskusi tersebut.