Biar Gak Ketinggalan, Indonesia Diminta Berubah dari Konsumen Jadi Produsen AI

Ilustrasi adopsi artificial intelligence (AI). Dok. Istimewa

Biar Gak Ketinggalan, Indonesia Diminta Berubah dari Konsumen Jadi Produsen AI

Achmad Zulfikar Fazli • 4 August 2025 16:21

Jakarta: Indonesia dinilai masih tertinggal dalam adopsi Artificial Intelligence (AI). Studi dari Stanford AI Index 2024 menunjukkan tingkat adopsi AI oleh bisnis di Indonesia hanya 24 persen.
 
Dalam mengadopsi AI, Amerika Serikat sudah di angka 78 persen, dan India mencapai 61 persen. Bahkan, Tiongkok menargetkan integrasi penuh AI di semua sektor industri sebelum 2030.
 
Lebih dari sekadar angka, ini adalah peringatan. Tanpa inisiatif konkret dari dalam negeri, Indonesia akan kembali terjebak menjadi pasar bagi teknologi asing, bahkan dalam bidang yang menentukan masa depan, seperti AI.
 
AI Lab ingin mengubah arah Indonesia dari konsumen AI menjadi produsen AI. Jika tidak, Indonesia hanya belajar memakai teknologi, bukan cara menciptakannya.
 
“AI Lab hadir untuk menyiapkan generasi pembuat, bukan sekadar pengguna," ujar Founder AI Lab, Miftah Fadli, dalam keterangannya, Senin, 4 Agustus 2025.
 

Baca Juga: 

Telkom Genjot Transformasi Digital Lewat Teknologi Pengenalan Wajah


Untuk mengubah dari mempelajari menjadi menciptakan AI, pihaknya mendorong Masyarakat meningkatkan edukasi praktis dan berkualitas untuk seluruh lapisan masyarakat, membentuk kolaborasi dengan kampus, industri, dan komunitas, serta mendukung transformasi digital berbasis AI untuk UMKM dan korporasi
 
AI Lab mengajak seluruh elemen bangsa, pemerintah, pendidik, pelaku bisnis, pelajar, bahkan kreator konten untuk tidak tinggal diam.
 
“Indonesia punya potensi, punya semangat, dan punya pasar. Yang kita butuhkan sekarang adalah ekosistem yang tepat. Dan itu yang kami bangun di AI Lab," kata Miftah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)