Ilustrasi Anadolu
Fajar Nugraha • 27 May 2025 19:10
Pyongyang: Korea Utara (Korut) mengatakan, rencana tersebut bertujuan untuk mengancam keamanan strategis negara-negara pemilik senjata nuklir yang dianggap bermusuhan oleh Amerika Serikat (AS).
Korut menyebut rencana Presiden AS Donald Trump untuk membangun sistem pertahanan rudal ‘Kubah Emas’ sebagai "inisiatif yang sangat berbahaya dan mengancam," media pemerintah melaporkan pada hari Selasa.
“Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengeluarkan memorandum yang mengkritik Washington dan mengatakan rencana tersebut ditujukan untuk mengancam keamanan strategis negara-negara pemilik senjata nuklir yang dianggap bermusuhan oleh AS dan memfasilitasi penggunaan kekuatan militer ofensif pasukan AS,” Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan, seperti dikutip Anadolu, Selasa 27 Mei 2025.
"AS, yang mendefinisikan luar angkasa sebagai medan perang di masa depan pada tahun-tahun awalnya, telah bersikeras untuk melakukan militerisasi luar angkasa, dengan mengklaim bahwa mereka yang mendominasi luar angkasa dapat memenangkan kemenangan dalam perang di masa depan," kata kementerian tersebut.
"Rencana AS untuk membangun sistem pertahanan rudal baru adalah akar penyebab yang memicu perlombaan senjata nuklir dan antariksa global dengan merangsang kekhawatiran keamanan negara-negara pemilik senjata nuklir dan mengubah antariksa menjadi medan perang nuklir yang potensial," tambah pihak kementerian Korut.
"Tujuannya adalah untuk mencapai keunggulan militer secara menyeluruh dengan membenarkan langkah-langkah berorientasi hegemoni untuk membangun senjata antariksa dan mempercepat militerisasi antariksa di balik layar 'pertahanan daratan' dan untuk melancarkan serangan militer ke negara-negara musuhnya sesuai keinginannya dengan mengandalkannya," kata pernyataan itu.
“Ini adalah tujuan strategis militer yang dikejar oleh AS dan tujuan utama proyek 'Kubah Emas' yang sedang dibangun oleh pemerintahan AS saat ini,” tegas pihak Korut.
Minggu lalu, Trump mengatakan bahwa ia telah memilih "arsitektur" untuk program pertahanan rudal "Kubah Emas" yang telah lama dijanjikannya, yang ia perkirakan akan menelan biaya USD175 miliar selama tiga tahun ke depan untuk membuatnya.
Rincian pasti mengenai program ini masih belum jelas, tetapi ia mengatakan program ini akan "menerapkan teknologi generasi mendatang di daratan, lautan, dan angkasa, termasuk sensor dan pencegat berbasis angkasa."