Kondisi banjir di Kota Bekasi. Metrotvnews.com/Antonio
Banjir yang melanda kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), sejak Selasa, 4 Maret 2025 masih belum surut. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, lebih dari 52 ribu jiwa terdampak akibat banjir dengan ketinggian air yang bervariasi antara 50 hingga 350 sentimeter.
Pelaksana Harian Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadiane Adnan, menyampaikan berbagai upaya penanganan telah dilakukan oleh BPBD Jabar bersama BPBD setempat serta relawan.
“Kami telah melakukan penanganan darurat, termasuk evakuasi warga, pendirian tempat pengungsian darurat, serta penyediaan logistik yang dilakukan bersama relawan yang ada di Lokasi,” ungkap Anne.
Meski demikian, kata Anne, kebutuhan mendesak masih diperlukan, terutama air minum, makanan siap saji, perlengkapan bayi, kebutuhan khusus perempuan, selimut dan alas tidur.
BPBD tetap utamakan kebutuhan yang dperlukan termasuk menjamin kelangsungan aktivitas korban terdampak sehari-hari. BPBD Jabar juga berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk penanganan selanjutnya, termasuk Depok, Karawang dan Bogor.
Bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat hujan deras dan meluapnya Kali Bekasi ini telah menyebabkan 14 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan 7 kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir. Sementara itu, di Bogor, banjir dan tanah longsor mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Sementara Pemda Kota Bogor menyatakan wilayahnya Darurat Bencana Hidrometeorologi, melalui Keputusan Wali Kota Bogor Nomor: 300.2/KEP.88-BPBD/2025. Surat tersebut dikeluarkan berdasarkan pertimbangan telah terjadinya bencana alam angin, banjir dan tanah longsor di beberapa titik lokasi di Kota Bogor pada 2 dan 3 Maret 2025. Status keadaan darurat sebagaimana di Kota Bogor ditetapkan selama 30 hari terhitung sejak tanggal 4 Maret - 2 April 2025.
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, menyampaikan langkah-langkah penanggulangan banjir di kawasan Bodebek antara lain penanganan warga terdampak seperti evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari.
"Kemudian kita akan bangun Bendungan Cibeet sebagai areal tangkapan air, lalu konsep bangunan rumah di daerah langganan banjir harus tinggi seperti rumah panggung yang memiliki kolong, Saya sudah tanya ke warga dan mereka setuju," ungkap Dedi.