Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 28 February 2025 12:08
Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) mengalami tekanan jual lebih lanjut dan mencatat penurunan lebih dari satu persen menjelang perdagangan sesi Amerika pada Kamis, 27 Februari 2025. Penurunan ini dipicu oleh ketidakpastian kebijakan tarif AS setelah Presiden Donald Trump menyampaikan pernyataan yang membingungkan dalam pertemuan kabinet pada Rabu. Trump tidak memberikan kejelasan terkait negara mana yang akan dikenakan tarif dan kapan kebijakan tersebut akan diterapkan, yang menyebabkan reaksi pasar yang beragam.
Berdasarkan analisis teknikal dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, kombinasi pola candlestick dan indikator moving average menunjukkan tren bearish masih mendominasi XAU/USD. Proyeksi pergerakan harga emas hari ini berpotensi mengalami pelemahan lebih lanjut hingga mencapai level USD2.865. Namun, jika terjadi rebound setelah penurunan, emas dapat mengalami kenaikan kembali dengan target terdekat di USD2.894.
Ketidakpastian kebijakan tarif AS bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi pergerakan emas. Harga emas juga terkoreksi Jumat, 28 Februari 2025 setelah menyentuh level USD2.879 akibat komentar Trump yang kontradiktif mengenai kebijakan perdagangan. Pasar keuangan global juga tengah menantikan laporan pendapatan Nvidia (NVDA), yang diproyeksikan mencapai USD43 miliar.
Meskipun angka ini sedikit di atas estimasi analis, margin laba kotor yang lebih ketat akibat peluncuran desain cip baru Blackwell menambah ketidakpastian bagi investor. Ditambah lagi, kekhawatiran akan perlambatan belanja di sektor kecerdasan buatan (AI) dan dampak tarif AS terhadap perusahaan teknologi menciptakan hambatan tambahan di pasar.
Sementara dari sisi kebijakan moneter, alat FedWatch CME memproyeksikan peluang 33,0 persen suku bunga akan tetap berada di kisaran saat ini hingga Juni, sementara sisanya mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga. Sementara itu, data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini, termasuk pembacaan kedua Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal keempat, diperkirakan tetap stabil di 2,3 persen. Indeks Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) pendahuluan kuartalan juga diproyeksikan tetap di 2,3 persen, sementara PCE inti diperkirakan di 2,5 persen.
Baca juga: Negara Mana yang Memiliki Cadangan Emas Terbesar? |