Incheon: Militer
Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan terhadap sebuah kapal dagang
Korea Utara yang melintasi garis batas laut yang disengketakan di Laut Kuning. Insiden ini berlangsung pada Jumat dini hari waktu setempat dan menandai pelanggaran pertama dalam tiga tahun terakhir.
Menurut pernyataan Kepala Staf Gabungan (JCS), kapal Korea Utara melintasi Garis Batas Utara (NLL) sekitar pukul 05.00 pagi dekat Pulau Baengnyeong. Kapal tersebut sempat masuk hingga 5 kilometer ke selatan garis demarkasi dan berada di wilayah
maritim Korea Selatan selama sekitar satu jam.
“Militer kami melakukan siaran peringatan dan melepaskan tembakan peringatan, setelah itu kapal dagang Korea Utara mundur dari perairan kami,” kata JCS dalam keterangan resminya yang dikutip
Al Jazeera, Jumat, 26 September 2025.
Otoritas setempat menambahkan bahwa pada saat kejadian, sebuah konvoi angkatan laut Korea Selatan sedang melakukan operasi di sekitar wilayah tersebut.
JCS menegaskan bahwa pasukan Korea Selatan terus memantau gerakan Korea Utara secara cermat dan akan bertindak sesuai prosedur operasi. “Kami akan dengan tegas mempertahankan kesiapan dan merespons tegas setiap situasi untuk menjaga NLL,” lanjut pernyataan itu.
Korea Utara belum mengeluarkan komentar resmi terkait insiden ini. Kejadian tersebut bertepatan dengan keberangkatan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Kim Son-gyeong, yang dijadwalkan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York.
NLL ditetapkan setelah berakhirnya Perang Korea 1950–1953 sebagai batas maritim de facto antara kedua negara. Namun, Korea Utara menolak mengakui garis tersebut dan mengklaim bahwa batas laut seharusnya ditarik lebih jauh ke selatan.
Perselisihan ini telah memicu sejumlah bentrokan fatal, termasuk penembakan Pulau Yeonpyeong oleh Korea Utara pada 2010 dan dugaan penenggelaman kapal perang Korea Selatan yang menewaskan 46 pelaut di tahun yang sama.
Pada Oktober 2022, kapal dagang Korea Utara juga melintasi NLL sebelum diusir dengan tembakan peringatan. Saat itu, militer Korea Utara membalas dengan melepaskan 10 tembakan artileri ke arah perairan Korea Selatan.
Tahun lalu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut NLL sebagai “batas ilegal dan tidak sah” serta menyerukan penetapan ulang wilayah maritim negaranya.