Sosialisasi Program MBG di Makassar. Istimewa
Al Abrar • 11 June 2025 14:34
Makassar: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya berfokus pada pembagian makanan sehat bagi masyarakat, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Program ini dinilai sebagai strategi penting untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak serta memperkuat ketahanan ekonomi desa.
Sosialisasi program MBG digelar di Vaan In Sky, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Senin, 9 Juni 2025. Acara yang diikuti sekitar 300 peserta itu diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Dosen Universitas Islam Negeri Makassar Syamsul Qamar, Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar Hadi Saputra, serta perwakilan dari Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha. Anggota Komisi IX DPR RI Ashabul Kahfi yang berhalangan hadir diwakili oleh Syamsul Qamar.
Dalam sambutannya, Syamsul menyampaikan apresiasi terhadap MBG yang dinilai sebagai langkah strategis dan visioner. Program ini, katanya, bertujuan menjamin setiap anak Indonesia mendapat akses terhadap makanan sehat sebagai modal utama membentuk generasi cerdas, sehat, produktif, dan berdaya saing.
“Program Makan Bergizi Gratis bukan hanya soal makanan. Ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa,” kata Syamsul.
Menurutnya, program MBG juga mendorong roda ekonomi lokal. Bahan pangan yang digunakan diupayakan berasal dari hasil produksi petani, peternak, nelayan, dan pelaku UMKM di desa. Hal ini menciptakan efek ganda (multiplier effect), dari peningkatan pendapatan masyarakat hingga terbukanya lapangan kerja baru di sektor pertanian dan pangan.
“Program ini berkontribusi mempercepat pembangunan desa, menurunkan angka kemiskinan, dan mempersempit ketimpangan wilayah,” tambahnya.
Syamsul juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat. Ia menyebut bahwa keberhasilan program MBG sangat bergantung pada kepercayaan dan partisipasi aktif publik.
Sementara itu, perwakilan BGN Ikeu Tanziha menjelaskan bahwa MBG turut berperan dalam meningkatkan kecerdasan anak bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu komponen penting program ini adalah pendirian dapur sehat melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Setiap SPPG ditargetkan melayani 3.000 hingga 3.500 sasaran dalam radius enam kilometer,” ujar Ikeu.
Ia menambahkan, tenaga kerja dan pasokan bahan baku untuk operasional SPPG wajib berasal dari sumber daya lokal di wilayah masing-masing.
Dengan skema ini, MBG tidak hanya menanggulangi masalah kelaparan, tetapi juga menjadi intervensi strategis untuk memutus rantai kemiskinan struktural.
“Program ini adalah wujud nyata kehadiran negara. Tidak boleh ada anak Indonesia yang tumbuh dalam kelaparan,” tegas Ikeu.