Presiden Prabowo Pesan Infrastruktur Dirawat dengan Baik

Yogyakarta: Presiden Prabowo Subianto meresmikan Jembatan Kabanaran yang menghubungkan Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo dengan Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut, Presiden menekankan pentingnya perawatan infrastruktur yang telah dibangun.

“Terima kasih pihak-pihak yang bekerja. Saya titip perawatan,” kata Prabowo dalam peresmian jembatan di Kulon Progo, Rabu, 19 November 2025.

Presiden mengapresiasi kinerja Kementerian Pekerjaan Umum yang telah menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur. Ia berharap proyek-proyek selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik.

“Selanjutnya kalangan PU melaksanakan proyek-proyek infrastruktur dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Prabowo terkesan dengan desain Jembatan Kabanaran yang dinilainya luar biasa. Ia berharap jembatan tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat Yogyakarta. Pembangunan jembatan sepanjang 2.300 meter ini dikerjakan oleh Surya Group Holding Company melalui kerja sama operasional dengan PT Adhi Karya.

Pemilik Surya Group, Muhammad Suryo, mengatakan jembatan ini mampu memangkas waktu tempuh dari Srandakan ke Galur dari sebelumnya hampir satu jam menjadi sekitar 15 menit.

Jembatan Kabanaran atau Pandansimo memiliki bentang utama sepanjang 675 meter dengan 29 plengkung berbahan corrugated steel plate. Pada malam hari, plengkung jembatan dipasangi lampu LED warna-warni yang memantul di permukaan Sungai Progo.


Presiden Prabowo Subianto meresmikan jembatan Kabaran di Yogyakarta dan sejumlah infrastruktur di luar daerah. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim

“Jembatan Pandansimo tak hanya untuk memperlancar kebutuhan logistik dan transportasi, tapi juga menarik minat wisatawan ke selatan Yogyakarta,” ucap Suryo.

Jembatan yang pembangunannya dimulai sejak 2023 ini menorehkan rekor Museum Rekor Indonesia Dunia (MURI) untuk kategori jembatan terpanjang dengan sistem struktur corrugated steel plate dan timbunan ringan mortar busa.

Desain jembatan mengusung filosofi Jawa dengan ornamen gunungan di bagian tengah yang dihiasi motif batik khas Yogyakarta. Warna terakota pada jembatan merujuk pada warna makam raja-raja di Imogiri, memperkuat unsur kearifan lokal.