KTT APEC 2025 menghasilkan Deklarasi Gyeongju pada Sabtu, 1 November 2025. (APEC Secretariat)
Willy Haryono • 1 November 2025 17:49
Gyeongju: Para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) sepakat bahwa perdagangan dan investasi di kawasan harus dikembangkan dengan cara yang memberikan manfaat bagi semua pihak.
Kesepakatan itu tertuang dalam Deklarasi Gyeongju yang diadopsi pada Sabtu, 1 November 2025, setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC berlangsung selama dua hari di Gyeongju, Korea Selatan. Pertemuan tersebut mempertemukan 21 negara anggota APEC yang mewakili lebih dari setengah perekonomian dunia.
“Kami menegaskan kembali pengakuan bersama bahwa perdagangan dan investasi yang kuat sangat penting bagi pertumbuhan dan kemakmuran kawasan Asia-Pasifik, dan kami tetap berkomitmen untuk memperdalam kerja sama ekonomi guna menghadapi dinamika lingkungan global yang terus berkembang,” demikian isi pernyataan Deklarasi Gyeongju yang dilansir Antara.
Para pemimpin APEC juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan perdagangan dan investasi yang tangguh serta inklusif. Negara-negara anggota APEC mencakup Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, Kanada, Indonesia, serta berbagai negara di Asia Tenggara dan Pasifik seperti Peru dan Chile.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Deklarasi Gyeongju tidak lagi mencantumkan dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Penghapusan ini mencerminkan perbedaan pandangan yang semakin lebar di antara kekuatan ekonomi besar dunia terkait perdagangan bebas, terutama di tengah kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan Amerika Serikat dengan kebijakan “America First” dan ketegangan dagang antara Washington dan Beijing.
Sejak 2021 hingga 2024, seluruh deklarasi KTT APEC selalu menegaskan komitmen terhadap tatanan perdagangan multilateral berbasis aturan dengan WTO “sebagai intinya”. Namun, deklarasi tahun ini tidak lagi memuat rujukan tersebut.
Deklarasi para pemimpin APEC hanya dapat disahkan berdasarkan konsensus penuh, yang berarti setiap negara anggota harus menyetujui isi dokumen tanpa pengecualian.
Selain isu perdagangan, Deklarasi Gyeongju juga menyoroti kemajuan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan perubahan demografis, dua inisiatif utama yang diusung Korea Selatan selaku tuan rumah. Untuk pertama kalinya, deklarasi APEC mengakui industri budaya dan kreatif sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Asia-Pasifik.
Menurut Kantor Kepresidenan Korea Selatan, deklarasi tersebut mencerminkan pemahaman bersama antarnegara anggota untuk memperkuat kolaborasi di bidang AI dan dinamika demografi. Bersamaan dengan deklarasi utama, para pemimpin juga mengadopsi dua dokumen tambahan yang membahas inisiatif AI dan strategi menghadapi perubahan demografis.
Baca juga: APEC Adopsi Deklarasi Gyeongju, Tegaskan Komitmen Perdagangan dan Investasi Kawasan