Suasana asrama putri Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Abdul Qodir Jailani Situbondo. (Dok: BPBD Jatim)
Amaluddin • 29 October 2025 15:47
Situbondo: Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan atap kamar santri putri di Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Abdul Qodir Jailani, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, ambruk. Kejadian tersebut menewaskan satu santri dan melukai 18 santri lainnya pada Rabu dini hari, 29 Oktober 2025.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 00.30 hingga 01.00 WIB. Korban meninggal diketahui berinisial P, 14, seorang siswi SMP asal Dusun Rawan, Desa Besuki. Santri tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong. Jenazahnya telah dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. Pengasuh Ponpes Syekh Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, menjelaskan musibah terjadi saat para santri sedang tertidur lelap.
“Tiba-tiba terdengar suara gemuruh keras dari arah kamar santri. Setelah dicek, ternyata atap kamar ambruk. Dinding bangunan masih utuh, hanya atapnya yang roboh karena hujan deras dan angin sangat kencang,” kata Hasan.

Suasana asrama putri Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Abdul Qodir Jailani Situbondo. (Dok: BPBD Jatim)
Seluruh santri langsung dievakuasi ke tempat aman. Korban luka dibawa ke Puskesmas Besuki, Rumah Sakit Besuki, dan Rumah Sakit Jatimed untuk mendapatkan pertolongan medis.
Dari total korban, empat santri harus dirawat inap. Dua di antaranya menjalani operasi karena mengalami luka cukup parah. Satu santri yang sempat dirawat intensif akhirnya meninggal dunia. Hasan menyatakan santri yang meninggal dunia tersebut baru beberapa hari kembali ke pondok setelah sempat sakit di rumah.
“Kami sangat berduka. Semoga keluarga diberi kesabaran dan ketabahan menghadapi musibah ini,” ucapnya.
Pihak ponpes telah berkoordinasi dengan aparat desa, BPBD Situbondo, dan tenaga teknis untuk memastikan keamanan bangunan lainnya. Lokasi kamar yang ambruk untuk sementara ditutup guna pembersihan dan perbaikan. Musibah ini menjadi peringatan bagi lembaga pendidikan berasrama untuk memastikan kekuatan struktur bangunan menghadapi cuaca ekstrem di musim pancaroba.