Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump. Dok. IG Whitehouse
Jakarta: Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump kembali mengguncang panggung global dengan kebijakan tarif dagangnya. Trump mengumumkan bahwa ia menaikkan tarif impor terhadap seluruh produk asal Tiongkok menjadi 125%, sementara negara-negara lain mendapatkan penundaan selama 90 hari dan penurunan tarif menjadi 10%. Kebijakan ini berlaku segera.
Langkah ini menandai perbedaan sikap yang sangat tegas terhadap Tiongkok dibandingkan dengan lebih dari 75 negara lainnya yang disebut Trump telah memilih untuk tidak membalas kebijakan dagang AS sebelumnya. Negara-negara tersebut bahkan menghubungi otoritas dagang AS seperti USTR, Departemen Keuangan, hingga Departemen Perdagangan untuk mencari solusi damai atas ketegangan perdagangan.
Trump menyebut bahwa Tiongkok tidak lagi menunjukkan rasa hormat terhadap pasar dunia, dan ini adalah respons langsung dari pemerintahannya terhadap praktik dagang yang dianggap merugikan tidak hanya AS, tetapi juga negara-negara lain. Sementara itu, negara-negara yang dinilai kooperatif mendapat penghargaan berupa tarif resiprokal yang lebih rendah.
Berikut adalah delapan fakta penting terkait pengumuman kebijakan tarif terbaru Presiden Trump:
1. Trump Kenakan Tarif 125% ke Tiongkok karena Dinilai Tidak Hormati Pasar Global
Presiden AS Donald Trump secara tegas menyatakan bahwa Tiongkok telah bertindak tidak adil dalam perdagangan internasional dan tidak menunjukkan itikad baik terhadap aturan pasar dunia. Menurutnya, negara itu telah lama mengambil keuntungan secara sepihak dari sistem perdagangan global, terutama terhadap Amerika Serikat. Sebagai bentuk respons keras, Trump langsung menaikkan tarif impor terhadap produk dari Tiongkok menjadi lebih dari dua kali lipat.
"Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan kepada Tiongkok oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera," kata Trump yang diunggah di akun instagram Whithouse dan Potus, Kamis, 10 April 2025.
Baca juga:
Trump Mengamuk, Hajar Tiongkok dengan Tarif Impor 104%
2. Trump Menuding Tiongkok Sudah Terlalu Lama Menipu Amerika dan Negara Lain
Trump tidak hanya menyoroti ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, tetapi juga menyampaikan frustrasinya atas praktik perdagangan tidak adil yang menurutnya telah berlangsung selama bertahun-tahun. Ia menuding Tiongkok sebagai pihak yang kerap memanipulasi sistem demi keuntungannya sendiri dan merugikan negara lain. Dalam pernyataannya, Trump berharap Tiongkok segera sadar bahwa masa-masa ‘menipu’ telah berakhir.
"Pada titik tertentu, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Tiongkok akan menyadari bahwa hari-hari menipu Amerika Serikat, dan Negara-negara lain, tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima," ujar Trump.
3. 75 Negara Hubungi AS untuk Negosiasi Perdagangan di Tengah Ketegangan Global
Di tengah keputusan menaikkan tarif ke Tiongkok, Trump mengungkapkan bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi pemerintah AS. Mereka menyampaikan keinginan untuk membuka jalur dialog dan negosiasi demi mencari solusi terkait berbagai isu perdagangan seperti hambatan tarif, manipulasi mata uang, dan sistem perdagangan global yang adil. Langkah ini menunjukkan bahwa Amerika tetap dianggap sebagai pemain sentral dalam merancang ulang sistem perdagangan internasional.
"Sebaliknya, dan berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 Negara telah memanggil Perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan USTR, untuk menegosiasikan solusi untuk subjek yang sedang dibahas terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non Moneter," ungkap Trump.
4. Trump Puji Negara-Negara yang Tidak Membalas dengan Tarif Balasan
Dalam perkembangan situasi dagang yang memanas, Trump menyatakan penghargaan kepada negara-negara yang tidak melakukan tindakan balasan terhadap kebijakan tarif AS. Ia menekankan bahwa langkah tidak membalas ini merupakan bentuk penghormatan terhadap AS dan membuka ruang bagi diplomasi yang lebih damai dan solutif. Trump bahkan menyebut bahwa hal ini terjadi atas sarannya secara langsung.
"Dan bahwa Negara-negara tersebut tidak, atas saran kuat saya, melakukan pembalasan dengan cara, bentuk, atau bentuk apa pun terhadap Amerika Serikat," jelas Trump.
5. AS Beri Jeda 90 Hari untuk Negara Selain Tiongkok
Di luar Tiongkok, Trump mengumumkan kebijakan yang lebih lunak berupa jeda 90 hari terhadap pengenaan tarif tinggi bagi negara-negara lain. Langkah ini memberikan waktu untuk negosiasi lebih lanjut serta menunjukkan fleksibilitas AS terhadap mitra dagangnya. Kebijakan ini juga memperkuat posisi AS sebagai negara yang siap bekerja sama, asalkan tidak ada tindakan yang dianggap merugikan kepentingan nasional.
"Saya telah mengesahkan JEDA 90 hari," tegas Trump.
6. Tarif Resiprokal Negara Lain Diturunkan 10% selama Masa Jeda
Sebagai bagian dari kebijakan jeda tersebut, Trump juga mengumumkan penurunan tarif resiprokal bagi negara-negara mitra non-Tiongkok sebesar 10%. Langkah ini berlaku segera dan ditujukan untuk mendorong negosiasi yang sehat, adil, dan berbasis win-win solution. Penurunan ini juga mencerminkan itikad baik AS terhadap negara-negara yang menjalin kerja sama tanpa konfrontasi.
"Dan Tarif Resiprokal yang secara substansial diturunkan selama periode ini, sebesar 10%, yang juga berlaku dengan segera," tutup Trump.