Harga Minyak Tertekan Ekspor Irak dan Negosiasi Rusia-Ukraina

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Minyak Tertekan Ekspor Irak dan Negosiasi Rusia-Ukraina

Husen Miftahudin • 24 February 2025 10:56

Jakarta: Harga minyak mentah global kembali melemah pada perdagangan awal pekan ini, melanjutkan tren penurunan dari minggu lalu. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 28 sen atau 0,4 persen menjadi USD70,12 per barel setelah pada Jumat (21/2) lalu mengalami koreksi lebih dari USD2 per barel.

Pelemahan harga minyak ini dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental, termasuk potensi dimulainya kembali ekspor minyak dari ladang Kurdistan serta perkembangan negosiasi perdamaian Rusia-Ukraina yang menjadi perhatian utama investor.

Menurut analisis dari analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha, berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish pada WTI mulai melemah. Saat ini, harga WTI berpotensi mengalami koreksi lebih dalam hingga mencapai level USD68,6 per barel sebagai target penurunan terdekat.

"Namun, apabila harga gagal melanjutkan pelemahan dan terjadi rebound, maka harga minyak dapat kembali naik menuju level USD71,6 per barel," jelas Andy dikutip dari analisis hariannya, Senin, 24 Februari 2025.

Lebih lanjut ia menjelaskan, faktor utama yang mendorong tekanan pada harga minyak adalah prospek meningkatnya pasokan global. Pemerintah Irak telah mengonfirmasi semua prosedur telah diselesaikan untuk memungkinkan dimulainya kembali ekspor minyak dari ladang Kurdistan melalui jaringan pipa Irak-Turki.

Sebelumnya, perselisihan yang berlangsung hampir dua tahun telah menghambat aliran minyak dari wilayah ini. Jika ekspor kembali berjalan, tambahan 185 ribu barel per hari dari Irak dapat masuk ke pasar, menambah suplai global yang berpotensi menekan harga lebih lanjut.
 

Baca juga: Harga Minyak Dunia Merosot


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Ketidakpastian geopolitik di Eropa


Selain itu, ketidakpastian geopolitik di Eropa juga menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan harga minyak. Pembicaraan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina terus menjadi perhatian pasar, terutama menjelang pertemuan puncak Uni Eropa pada 6 Maret yang akan membahas dukungan tambahan untuk Ukraina serta jaminan keamanan Eropa.

"Ketidakpastian terkait hasil perundingan ini membuat investor cenderung mengurangi eksposur terhadap aset berisiko, termasuk minyak," papar Andy.

Sementara itu, dari sisi Timur Tengah, gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung sejak 19 Januari masih bertahan meskipun kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran. Kondisi ini turut menjadi faktor yang diperhitungkan oleh pasar dalam menilai potensi gangguan pasokan minyak di wilayah tersebut.

"Dengan kondisi fundamental yang masih didominasi oleh peningkatan pasokan dari Irak dan ketidakpastian geopolitik di Ukraina, kami memproyeksikan harga minyak WTI hari ini berpotensi melanjutkan pelemahan dalam jangka pendek. Namun, jika terjadi rebound potensi kenaikan hingga USD71,6 masih terbuka," ungkap Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)