Raja Belanda Willem-Alexander. (EPA)
Willy Haryono • 1 July 2023 22:58
Amsterdam: Raja Belanda Willem-Alexander secara resmi meminta maaf atas keterlibatan Belanda dalam perbudakan di era kolonia, seraya mengatakan bahwa dirinya merasa terpengaruh "secara personal."
Sang raja berbicara dalam sebuah upacara pada hari Sabtu, 1 Juli 2023, yang menandai peringatan 160 tahun penghapusan perbudakan di Belanda, termasuk bekas koloninya di Karibia.
"Saya berdiri di sini, di hadapan Anda semua sebagai raja Anda, dan sebagai bagian dari pemerintahan. Hari ini saya meminta maaf pada diri saya sendiri," kata Willem-Alexander.
"Di hari ini kita mengingat sejarah perbudakan Belanda, dan saya memohon maaf atas kejahatan terhadap kemanusiaan ini," sambungnya, dikutip dari laman Al Jazeera.
Ia mengatakan rasisme dalam masyarakat Belanda tetap menjadi masalah dan tidak semua orang akan mendukung permintaan maafnya.
Perdagangan budak membawa kekayaan besar bagi leluhur sang raja. Belanda mendanai apa yang disebut Zaman Keemasan kerajaan dan budaya mereka pada abad ke-16 dan ke-17 dengan mengirimkan sekitar 600.000 orang Afrika sebagai bagian dari perdagangan budak, di mana sebagian besarnya ke Amerika Selatan dan Karibia.
Desember lalu, Perdana Menteri Mark Rutte meminta maaf atas nama negara Belanda. Raja mengakui permintaan maaf dengan mengatakan, "sebuah permulaan telah dibuat" tetapi juga "jalan yang harus ditempuh masih jauh."
Baca juga: Belanda Mengakui Sepenuhnya 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia