Jakarta: Sosok pemimpin masa depan adalah anak muda yang melek digital. Untuk itu, penting bagi generasi mendatang untuk paham perkembangan digital untuk menghadapi situasi global.
"Peningkatan literasi digital pada anak muda sangat berpengaruh untuk peningkatan ekosistem global,” kata Anggota ICT Watch, Roro Mega, melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Roro menyatakan hal itu saat menjadi pembicara dalam webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Digital Savvy: Youth Leading the Way, Jumat, 9 Agustus 2024. OOTD digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dengan kata lain, lanjut dia, sebuah negara yang memiliki anak muda dengan pemahaman atau literasi digital yang baik, maka bisa membentuk masa depan yang lebih baik.
"Karena digitalisasi adalah masa depan yang harus dihadapi dan dipersiapkan mulai dari sekarang," kata Roro.
Digital savvy
Perkembangan digital yang cepat mengubah cara hidup, bersosialisasi, hingga bekerja. Di era 5.0 saat ini, integrasi teknologi sudah merasuk ke kehidupan sehari-hari.
"Itu sebabnya penting bagi kaum muda tidak hanya mengikuti perubahan, namun juga memahami dan terampil menggunakan teknologi digital," kata Policy Lead Pijar Foundation, Anthony M Dermawan.
Catatan Kominfo, sebanyak 56 persen perusahaan mulai beralih fokus perekrutan dengan merekrut gen Z. Angka ini menjadi nomor dua tertinggi setelah milenial yang direkrut ke perusahaan.
"Artinya, gen Z sudah mulai mendapat perhatian dari perusahaan dan tenaga profesional," kata dia.
Menurut Anthony, digital savvy atau melek digital identik dengan generasi muda. Karena anak muda atau gen Z sudah makin fasih menggunakan alat-alat komunikasi digital.
"Tapi yang harus ditekankan adalah, anak muda jangan hanya bisa menggunakan teknologinya, tapi juga harus paham mengapa teknologi itu berkembang dan apa fungsinya, terutama dalam berkarya atau bekerja," kata Anthony.
Dia mencontohkan pemahaman anak muda tentang kecerdasan buatan (AI). Mereka jangan hanya paham bagaimana memanfaatkan AI, tapi kita harus mengerti jika di belakangnya ada riset dan pengembangan.
"Nah, orang-orang yang bisa kita bilang digital savvy adalah orang-orang yang paham akan sejarahnya itu,” ujar Anthony.