Wall Street. Foto: Unsplash.
New York: Pada tahun ini pasar saham akan mengalami salah satu pasar bullish terbesar yang pernah terjadi dalam satu abad terakhir. Hal ini karena saham masih berada dalam pasar bullish sekuler yang telah berlangsung selama satu dekade.
Kenaikan jangka panjang dimulai pada 2013, ketika S&P 500 akhirnya menutup kerugiannya dari resesi 2008 dan mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa.
"Saat ini, kita berada di pertengahan tahap salah satu dari tiga pasar bullish sekuler dalam 100 tahun terakhir," kata Kepala Investasi Federated Hermes Stephen Auth dikutip dari
Business Insider, Jumat, 2 Februari 2024.
"Seperti semua kenaikan, harga juga mengalami koreksi tajam sebesar 20 hingga 35 persen (pada 2018, 2020, dan 2022), tetapi tidak pernah lebih dari itu dan tidak pernah terlalu lama," tambah dia.
Pasar
bullish yang utuh terkonfirmasi pada awal 2024, ketika saham terus melonjak dan mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa pada awal tahun ini.
Auth juga menunjukkan tanda-tanda prospek saham di tahun-tahun mendatang adalah positif. Pendapatan perusahaan, misalnya, tampaknya telah mencapai titik terendah, dan laba kemungkinan akan meningkat secara substansial pada 2025 dan 2026 berkat pertumbuhan PDB yang luar biasa.
PDB nominal diperkirakan akan tumbuh 40 persen dari tingkat sebelum pandemi pada 2026. Pada kuartal ketiga tahun lalu, PDB sudah naik 27 persen secara nominal dibandingkan dengan tingkat 2019.
The Fed siap turunkan suku bunga
The Fed juga tampaknya siap untuk mulai menurunkan suku bunga, yang merupakan kabar baik bagi investor saham, karena kebijakan Fed yang lebih longgar diperkirakan akan meningkatkan harga aset.
Meskipun The Fed baru-baru ini menunda harapan penurunan suku bunga pada Maret, arah penurunan suku bunga sudah jelas.
Dia juga memprediksi PDB juga kemungkinan akan terus melampaui ekspektasi yang dapat membantu keuntungan dan keuntungan saham. Cepat atau lambat, S&P 500 pasti akan menguji level 6.000. Itu berarti indeks saham acuan naik sebanyak 23 persen selama beberapa tahun ke depan.
"Tidak mungkin terjadi pada 2024 dan bahkan mungkin pada 2025, tetapi tentu saja mungkin dilakukan dalam jangka waktu tiga tahun," kata Auth.
Saham-saham merosot pada pertengahan minggu ini karena investor menerima panduan penurunan suku bunga yang sedikit lebih hawkish dibandingkan perkiraan mereka dari The Fed, sehingga mendorong gagasan penurunan suku bunga akan segera terjadi.
Namun banyak pihak yang masih memperkirakan pelonggaran moneter yang agresif pada akhir tahun ini, dengan kemungkinan sebesar 42 persen The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak enam kali pada akhir 2024.