Kenaikan harga kopi di dunia memberikan dampak signifikan, tak terkecuali di Indonesia (Foto:Freepik)
Patrick Pinaria • 20 September 2024 20:37
Jakarta: Kenaikan harga kopi di dunia memberikan dampak signifikan, tak terkecuali di Indonesia. Dampak tersebut dirasakan oleh berbagai kalangan, baik pedagang maupun pelaku UMKM hingga kalangan ibu rumah tangga.
Salah satunya adalah pemilik toko kelontong di Jakarta, Nabil. Ia mengungkapkan meningkatnya harga kopi mempengaruhi harga kopi saset di tokonya. Dirinya mengaku harus menaikkan harga jual kopi.
Namun, kenaikan harga tersebut tak membuat dirinya kehilangan pelanggan. Ia mengaku minat masyarakat terhadap kopi tetap tinggi.
"Untuk skala pembelian, biarpun naik masih banyak yang beli. Maksudnya masih stabil," kata Nabil.
Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik toko kelontong lainnya, Tiwi. Ia mengungkapkan kenaikan harga kopi tidak berdampak pada penjualan kopi.
"Untuk pembeli sepertinya biasa saja dengan kenaikan harga kopi. Yang mahal aja banyak yang cari," ujar Tiwi.
Begitu pula dengan pemilik toko kelontong, Aya. Ia juga mengatakan tidak kehilangan pelanggan meski menaikkan harga kopinya.
Menurutnya, hal itu karena kopi telah menjadi kebutuhan konsumen sehingga tidak memerlukan strategi khusus untuk menjual kopi saset di tengah meningkatnya harga kopi.
"Sama dengan semuanya. Mahal pun orang tetap cari. Pasti orang carinya itu, terutama kopi hitam," kata Aya.
Fakta bahwa kopi tetap menjadi kebutuhan sehari-hari konsumen tidak dipungkiri salah satu ibu rumah tangga, Yani. Ia mengaku tetap saja rela membeli kopi, meskipun keberatan harganya naik.
"Iya. Jadi lebih gede dan bertambah pengeluarannya. Kalau beli, tetap beli walaupun harganya melambung," kata Yani.
Hal tersebut juga diakui ibu rumah tangga lainnya, Sari. Menurutnya, kopi tetap menjadi kebutuhan sehari-hari dalam keluarganya sehingga tetap menyisihkan uangnya untuk membeli kopi meski harga naik.
"Ada kenaikan. Sebenarnya ada kendala juga kalau naik karena biasanya beli Rp10.000-Rp11.000 ada kenaikan Rp12.000. Meskipun selisih harga di warung juga 100-200 perak, tetap lumayan., Tetapi, mau enggak mau tetap beli karena suka ngopi juga," kata Sari.