Kondisi Ekonomi Indonesia Bukan yang Terbaik di Dunia

Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan

Kondisi Ekonomi Indonesia Bukan yang Terbaik di Dunia

Media Indonesia • 31 January 2024 22:37

Jakarta: Ekonomi Indonesia dinilai memiliki daya tahan yang lebih baik dari negara lain. Namun itu tak serta merta menjadikan ekonomi di Tanah Air menjadi yang terbaik di dunia.
 
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia, Mohammad Faisal karena masih terdapat sejumlah persoalan yang belum dapat tertangani dengan baik.
 
"Kalau dikatakan ekonomi Indonesia itu lebih tahan terhadap tekanan global dibandingkan negara lain, itu saya masih relatif sepakat. Tapi kalau dikatakan sebagai ekonomi yang terbaik, ini sangat debatable, bisa diperdebatkan," ujar dia dilansir Media Indonesia, Rabu, 31 Januari 2024.
 
Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi mencapai lima persen di 2023 bukan tertinggi dari banyak negara.
 
Jika dibandingkan dengan Filipina yang mencapai 5,6 persen dan India di kisaran enam persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih rendah.
 

Baca juga: 

BI: Ekonomi Indonesia Jadi Salah Satu yang Terbaik di Dunia

 
Sementara dari sisi inflasi belum sepenuhnya benar-benar terkendali. Sebab, tingkat inflasi pangan (volatile price) masih cenderung tinggi, bahkan lebih tinggi dari tingkat inflasi umum.
 
Hal itu mengindikasikan masih tingginya harga-harga pangan di tingkat konsumen. Penduduk yang sebagian besar masih tergolong kelas bawah menjadi yang paling terdampak dari tingginya harga-harga pangan.

Pelebaran kesenjangan golongan bawah dan atas 

Dia juga menilai terjadi pelebaran kesenjangan antara masyarakat golongan bawah dan atas. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan belanja masyarakat golongan atas yang jauh lebih tinggi dibanding masyarakat golongan bawah.
 
Besarnya kemampuan belanja masyarakat golongan atas itu diduga kuat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.
 
Dus, pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat ini tak sepenuhnya merefleksikan pemerataan di tingkat masyarakat
 
"Di kalangan bawah, spending dan kenaikan daya beli itu banyak terkoreksi. Upah riil itu mengalami penurunan pada 2023. Ini menjadi catatan juga. Jadi tingkat upah sebetulnya tidak secara riil meningkat, bahkan cenderung agak mengalami penurunan," jelas Faisal.
 
"Jadi, ini catatan yang menunjukkan kalau dikatakan ekonomi kita lebih rentan terhadap perlambatan ekonomi global, iya. Tetapi kalau dikatakan terbaik, itu tidak juga," sambung Faisal.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)