Prabowo Subianto. Medcom.id/Theo
Rahmatul Fajri • 11 October 2024 11:10
Jakarta: Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyayangkan pernyataan presiden terpilih Prabowo Subianto yang akan membentuk kabinet gemuk pada pemerintahan mendatang. Menurut Dedi, kabinet gemuk akan membebani anggaran negara.
Dengan membentuk kabinet gemuk, Prabowo menjalankan politik akomodasi yang memberikan ruang bagi semua partai pendukung dalam Pilpres lalu. Ditambah partai yang baru bergabung setelah Pilpres.
"Membuat kabinet lebih gemuk lagi merupakan kebijakan yang disayangkan, karena akan kian membebani anggaran negara sekaligus memberi ruang politik akomodasi," kata Dedi, di Jakarta, Jumat, 11 Oktober 2024.
Dedi mengatakan, seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Joko Widodo yang porsinya sudah cukup besar. Padahal sebenarnya mereka bisa dilebur menjadi lembaga atau badan.
"Kabinet saat ini sebenarnya sudah cukup besar porsinya, karena ada pos kementerian yang tidak perform secara baik, misalnya Kementerian Koperasi, koperasi sebenarnya sangat fundamental tetapi faktanya tidak dipimpin oleh tokoh yang tepat, sehingga memungkinkan dilebur atau cukup menjadi Badan Koperasi Nasional. Begitu halnya Kementerian Sosial yang seharusnya tidak diperlukan berdiri sendiri, bisa diringkas dan disatukan dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan, termasuk dengan Kementerian Ketenagakerjaan," ujarnya.
Baca juga:
Pembicaraan Jokowi-Prabowo: Politik hingga Ekonomi |