Ilustrasi
Media Indonesia • 19 November 2023 09:53
Semarang: Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana menjamin tidak akan lagi ada banjir di kawasan Kaligawe dan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, setelah seluruh mesin pompa di Sungai Sringin dan Tenggang selesai diperbaiki dan siap dioperasionalkan.
Cuaca dengan awan cukup banyak sejak Minggu pagi, 19 November 2023, masih menyelimuti beberapa daerah di Jawa Tengah. Potensi hujan masih tinggi di beberapa daerah di provinsi ini memicu kekhawatiran munculnya bencana hidrometeorologi di beberapa daerah rawan.
Ancaman banjir di dataran rendah terutama di Pantura Jawa Tengah seperti Semarang, Demak, Kudus, Pekalongan, Kendal dan Grobogan masih menjadi kekhawatiran warga, demikian juga bencana tanah longsor terutama di perbukitan Gunung Muria dan Kendeng juga menjadi perhatian pemerintah daerah Kudus, Pati, dan Grobogan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Ahmad Yani Semarang Noor Jannah I mengungkapkan potensi hujan terutama terjadi pada malam masih akan terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah, sehingga diminta daerah rawan bencana hidrometeorologi untuk mewaspadai hal ini, meskipun puncak hujan diperkirakan baru akan terjadi pada Januari mendatang.
Pada Minggu, 19 November 2023, lanjut Noor Jannah, meskipun intensitas ringan setidaknya 23 daerah di Jawa Tengah berpotensi hujan yakni Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Purwodadi, Blora, Kudus, Jepara, Ungaran, Temanggung, Kendal, Batang, Kajen, Magelang, Salatiga, Semarang, Bumiayu, Majenang dan Ambarawa.
"Sebagian besar daerah lainnya berawan, namun tetap perlu diwaspadai ancaman bencana hidrometeorologi di daerah rawan masih tinggi seperti banjir, longsor dan angin ribut," ujar Noor Jannah.
Sementara itu Kepala BBWS Pemali-Juana Harya Muldianto mengatakan banjir melanda kawasan Kaligawe dan Genuk, Kota Semarang, Selasa dan Rabu, 14-15 November 2023, beberapa waktu lalu terjadi karena beberapa pompa air di rumah pompa Sungai Sringin dan Tenggang tidak berfungsi secara maksimal akibat adanya kerusakan.
"Sekarang ini seluruh pompa air yang sebelumnya rusak sudah diperbaiki, maka meskipun hujan lebat mendatang dijamin tidak akan ada lagi banjir di dua kawasan merupakan langganan banjir tersebut," kata Harya Muldianto.
Kerusakan pompa air di dua rumah pompa tersebut, demikian Harya Muldianto, terjadi karena rusaknya propeller (baling-baling) akibat tersumbat potongan-potongan kayu dan tersumbatnya air juga karena hambatan-hambatan bottleneck (penyempitan) di depan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) hingga eks Terminal Terboyo.
Meskipun hal itu di luar perkiraan BBWS Pemali-Juana, ungkap Harya Muldianto, namun upaya mengatasi banjir di kedua kawasan itu langsung dilakukan dengan mengerahkan pompa mobile untuk membuang air ke laut.
"Selain itu perbaikan beberapa pompa air yang rusak juga langsung dipercepat," tambahnya.