Badung: Indonesia mendapat apresiasi telah menjalankan World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Bali dengan baik.
Seluruh agenda yang diusulkan Indonesia dikatakannya berhasil tercapai. Bahkan jumlah partisipan juga melampaui harapan yang awalnya sekitar 46 ribu orang terus bertambah hingga 64 ribu.
Meski begitu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Basuki Hadimuljono yang juga Ketua Harian World Water Forum ke-10 tersebut menyatakan pekerjaan belum selesai dan masih banyak hal yang perlu ditingkatkan.
Berbagai komitmen yang dihasilkan harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata, dan rasa memiliki yang kuat.
Pertama kalinya dalam sejarah World Water Forum, Deklarasi Menteri memasukkan Compendium of Concrete Deliverables and Actions atau Ringkasan Hasil-Hasil dan Tindakan, yang mencakup 113 proyek air dan sanitasi senilai USD9,4 miliar dengan 33 negara dan 53 organisasi internasional sebagai pendukung, donor, serta penerima manfaat air dan sanitasi.
"Compendium yang diluncurkan pada pertemuan tingkat menteri harus diwujudkan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” kata dia dalam keterangan tertulis, Minggu, 26 Mei 2024.
Lebih lanjut, Basuki juga menekankan pentingnya meningkatkan sinergisitas antarpemangku kepentingan. Untuk tantangan air dan sanitasi juga perlu pendekatan yang holistik dan lintas sektoral.
Dia mengajak setiap negara untuk berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing.
"Dalam agenda air global, setiap negara harus menjadi bagian dari solusi melalui kolaborasi dan saling melengkapi, bukan melalui kompetisi," ucap dia.
Deklarasi Menteri
World Water Forum ke-10 menghasilkan Deklarasi Menteri, yang memberikan arah yang jelas di tengah tantangan global. Usul Indonesia soal Hari Danau Dunia juga dicantumkan, serta pembentukan Center of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, pengarusutamaan pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil.
Berbagai inisiatif lainnya, juga melengkapi agenda aksi di bidang air Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UN Water Action Agenda.
Forum yang digelar selama sepekan di Bali itu menjadi unik karena mempertemukan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan agenda air mulai dari pemerintah, anggota parlemen, organisasi internasional, LSM, hingga sektor swasta, dan pemuda.
Tak lupa Indonesia juga mendorong peran pemuda untuk berkontribusi dalam penelitian dan inovasi serta peran penting pemuda di sektor air dengan memberikan penghargaan “Bali Youth Water Prize” dalam penyelenggaraan World Water Forum selanjutnya.
"Saya yakin penghargaan ini akan memberikan dorongan bagi generasi muda sebagai agen perubahan," ungkap dia.
Presiden World Water Forum Loic Fauchon juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia atas keramahan serta dukungan pada terselenggaranya forum dunia itu.
World Water Forum ke-10 dibuka dengan ritual Melukat, dan ditutup dengan upacara Melasti, yang keduanya merupakan tradisi penyucian dengan air di Bali.
Tercatat sebanyak 64 ribu orang dari 160 negara hadir berpartisipasi maupun berkunjung, menyajikan 278 sesi diskusi dan 254 stan dalam fair and expo.