Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu (kiri) dan Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: dok BTN.
Ade Hapsari Lestarini • 3 January 2025 18:13
Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi, mengarahkan, dan memberi tantangan atas transformasi yang dilakukan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) pada awal 2025. Erick Thohir mendorong BTN untuk kelak menjadi megabank alias bank raksasa, karena telah melakukan transformasi dan menunjukkan kemajuan yang luar biasa.
"Saya harap BTN tidak berpuas diri, kalau bisa BTN menjadi megabank, yang bisa memberikan solusi perumahan dan ekosistemnya, saya rasa itu akan jadi proposisi yang menarik di masyarakat, jangan lelah bertransformasi karena transformasi tidak ada endingnya," kata Erick Thohir saat membuka Raker BTN 2025, Jumat, 3 Januari 2025.
Di hadapan para peserta raker yang terdiri dari jajaran Direksi dan Komisaris serta para BTNers, Erick menilai transformasi yang dilakukan BTN sejak 2019 terlihat banyak kemajuan yang dicapai oleh BTN, namun Erick berharap BTN tidak lantas berpuas diri.
"Progress yang luar biasa, saya hargai transformasi yang dilakukan BTN, kalau datang ke bank lain itu biasa, tapi saya percaya BTN akan mencapai kemajuan yang lebih pesat dan akan lebih mudah, karena biasanya yang besar sudah comfort, itu saya apresiasi BTN, transformasi sudah baik, jangan berpuas diri," kata Erick.
Erick juga memberikan sejumlah arahan yang mencakup tiga prioritas utama untuk BTN terkait strategi bisnisnya ke depan, yakni membangun kepercayaan, memberikan solusi, dan ekosistem. Terkait kepercayaan, Erick berpesan kalau ingin BTN melangkah lebih maju, kepercayaan dari publik harus ditingkatkan, dan BTN dianggap telah melakukan langkah konkrit dengan memperbaiki tata kelola yang baik sebagai sebuah perusahaan.
Sementara terkait solusi, Erick mengapresiasi langkah BTN sebagai Bank yang menjadi penyedia solusi bagi masyarakat dengan lebih dulu membangun persepsi dan menarik
engagement dari masyarakat. Erick menilai, banyak bank yang hanya menjual produknya, dan belum tentu memberikan solusi, selain itu masyarakat juga tidak mudah mempercayai produk atau layanan bank terlebih dengan maraknya informasi khususnya dari media sosial.
"Namun, BTN sudah mulai membangun persepsi, atau
engagement, perubahan logo dan outletnya bisa membuahkan tidak hanya kepercayaan tapi juga
engagement brand," kata Erick.
Erick tak lupa memberikan sejumlah tips, khususnya mengenai ekosistem yang sedang digiatkan karena BTN ingin membangun ekosistem menyediakan solusi untuk perumahan dan isinya. Erick meminta BTN menjajaki kerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang memiliki basis nasabah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tentunya memerlukan pengelolaan gaji, namun juga membayar sekolah anak dan memiliki rumah melalui KPR.
"Pak Nixon bisa bekerja sama dengan bank-bank daerah, seperti di Solo, Banten, kita coba bisa
back up, sebagai Bank kita tidak bisa berdiri sebagai menara gading tapi juga menjadi agregator," pesan Erick.
Selain dengan Bank Daerah, Erick juga mendorong BTN untuk mempererat kolaborasinya dengan PT KAI terkait pengembangan perumahan, dan juga bekerja sama dengan InJourney, induk usaha PT Angkasa Pura, untuk penyediaan solusi perumahan bagi para pekerja di kawasan Bandara.
"Jadi ekosistem bertemu dengan ekosistem, kita tidak selalu jadi
front end, apakah dengan BPD, KAI atau start up, itu bisa mempercepat karena waktu tidak pernah cukup," ujar Erick.
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri rapat kerja 2025 BTN. Foto: dok BTN.
Visi baru BTN periode 2025-2029
Sementara itu, Direktur Utama
BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan dalam Raker 2025, BTN menetapkan visi baru untuk periode 2025-2029 yakni menjadi "Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia", yang bermakna lebih luas dibandingkan visi jangka panjang sebelumnya yakni "To Become the Best Mortgage Bank in Southeast Asia in 2025". Melalui visi yang baru, BTN memiliki aspirasi untuk menjadi bank yang melayani
beyond mortgage atau tidak hanya KPR.
"Jadi ada rumah, ada keluarga, tapi tidak cuma soal KPR. Tapi bagaimana mereka bayar listrik, bayar air, bayar sekolah juga di BTN. Setelah rumah terbentuk, kita melayani semua yang dibutuhkan oleh keluarga," tambah Nixon.
Untuk mencapai visi jangka panjangnya, Nixon mengatakan, BTN bertekad untuk memperkuat mesin tabungan yang berkelanjutan (
engine for sustainable funding), karena pendanaan merupakan tema besar di industri perbankan saat ini di tengah ketatnya dan mahalnya likuiditas akibat persaingan yang tinggi.
"Hari ini kita duduk bersama untuk berdiskusi bagaimana membangun pendanaan yang sustain, karena
cost of fund (biaya dana) BTN paling tinggi di antara bank-bank milik negara (Himbara). Pelan-pelan kita menarik biaya dana agar turun, tapi masih kurang cepat. Jadi banyak inisiatif yang akan kita lakukan di banyak area, seperti digitalisasi,
services, dan
funding," tutur Nixon.
Nixon berharap, BTN dapat meningkatkan proporsi dana murah (
current account saving account/CASA) menjadi lebih dari 54 persen dengan menggenjot perolehan dana ritel melalui berbagai upaya, termasuk di antaranya transformasi digital. Setelah berhasil melakukan transformasi terhadap
mobile banking menjadi Bale by BTN, perseroan berencana memperbanyak perubahan terhadap kantor cabangnya menjadi digital store yang akan meningkatkan efisiensi dan memodernisasi proses bisnis.
"Di digital
branch, kita menggabungkan fungsi
teller dan
customer service, sehingga kita menghemat tenaga kerja kita dengan menjadikan mereka sebagai
sales officer atau
operations. Semoga ini mengubah wajah BTN yang dianggap ketinggalan dalam hal digitalisasi, mengubah pandangan masyarakat terhadap
image BTN sehingga ada keberlanjutan dalam perolehan dana masyarakat," ucap Nixon.
Nixon menambahkan, BTN telah melaksanakan transformasi di seluruh aspek bisnis dan operasionalnya selama lima tahun terakhir, termasuk di antaranya memperkuat praktik tata kelola yang baik (
good corporate governance) dan mengembangkan inovasi di bidang keberlanjutan (
sustainability).
Performa bisnis selama lima tahun terakhir juga meningkat secara konsisten. Nixon berharap, aset BTN dapat menembus Rp500 triliun pada 2025 karena saat ini total aset telah mencapai Rp470 triliun, terutama didorong oleh program Satu Juta Rumah di bawah pemerintahan presiden sebelumnya, Joko Widodo.
Nixon optimistis, dengan seluruh upaya transformasi yang terus dilakukan, BTN siap mendukung pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat melalui Program 3 Juta Rumah. "Saat ini BTN mencatat ada 632 ribu unit di
management stock per hari ini. Semoga angka ini bisa membantu pemerintah Indonesia Maju untuk merealisasikan program 3 Juta Rumah," ungkap Nixon.