Ekonomi Malaysia. Foto: Unsplash.
Kuala Lumpur: Harga bahan bakar diesel di sebagian besar wilayah Malaysia diperkirakan akan naik sekitar 50 persen. Pemerintah Malaysia mulai memangkas subsidi bahan bakar.
Pemerintah Malaysia mengatakan bulan lalu rencananya untuk memotong subsidi bahan bakar diesel tahun ini diperkirakan akan menghemat sekitar empat miliar ringgit Malaysia setiap tahunnya, dan penghematan tersebut diharapkan akan dialihkan ke kelompok berpenghasilan rendah. Kementerian Keuangan Malaysia mengatakan akan mulai menetapkan harga bahan bakar diesel untuk menyelesaikannya dengan harga pasar.
"Harga eceran bahan bakar diesel akan naik menjadi 3,35 ringgit Malaysia per liter mulai tengah malam di semua pompa bensin di seluruh Semenanjung Malaysia," kata Kemenkeu Malaysia, dilansir
Channel News Asia, Senin, 10 Juni 2024.
Ini adalah harga pasar yang tidak disubsidi berdasarkan rata-rata Mei 2024 menurut rumus Mekanisme Penetapan Harga Otomatis.
Harga pengecualian
Harganya akan tetap 2,15 ringgit Malaysia per liter di negara bagian dan teritori Malaysia di Kalimantan, serta untuk kendaraan logistik yang memenuhi syarat di bawah sistem kendali diesel bersubsidi pemerintah.
"Harga solar yang lebih rendah juga telah ditetapkan untuk nelayan dan kendaraan angkutan umum darat seperti bus sekolah dan ambulans," kata kementerian.
Solar dijual dengan empat harga berbeda di Malaysia sesuai subsidi: 1,65 ringgit Malaysia untuk nelayan, 1,88 ringgit Malaysia untuk angkutan umum darat, 2,15 ringgit Malaysia untuk kendaraan niaga dan pribadi, serta harga pasar tanpa subsidi untuk sektor komersial yang mencapai 3,60 ringgit Malaysia awal tahun ini.
Pemerintah Malaysia akan memberikan bantuan tunai kepada individu Malaysia yang memenuhi syarat yang memiliki kendaraan diesel, serta petani skala kecil dan petani kecil komoditas untuk mengurangi potensi dampak terhadap pendapatan mereka, kata kementerian.
Meskipun ada pemotongan subsidi, harga solar di Malaysia akan tetap termasuk yang terendah di Asia Tenggara, dengan harga bahan bakar yang dijual setara dengan 8,79 ringgit Malaysia per liter di Singapura, 4,43 ringgit Malaysia di Indonesia, dan 4,24 ringgit Malaysia di Thailand.
"Situasi ini mengundang penyelundupan ke negara tetangga dan penyelewengan di sektor komersial yang tidak memenuhi syarat penggunaan solar bersubsidi,” kata Menteri Keuangan kedua Malaysia, Amir Hamzah Azizan.
Dia mengatakan penetapan harga dan penerapan subsidi solar yang ditargetkan akan memperkuat posisi keuangan negara dalam jangka panjang.
"Setiap tahun kita mengalami kerugian yang sangat besar dan hal ini dapat menghambat kesejahteraan yang layak kita dapatkan. Ini adalah keputusan pemerintah untuk memperkuat posisi keuangan negara dalam jangka panjang," ujar dia.