Kelompok Bertopeng Bakar Sebuah Sinagoga di Melbourne

Sinagoga yang terbakar di Melbourne, Australia. Foto: X

Kelompok Bertopeng Bakar Sebuah Sinagoga di Melbourne

Fajar Nugraha • 6 December 2024 15:29

Melbourne: Para pembakar bertopeng membakar sebuah sinagoga dalam serangan dini hari tadi di kota Melbourne, Australia yang memicu kecaman luas.

“Kebakaran terjadi pada pukul 4:10 pagi di Sinagoga Adass Israel ketika beberapa jemaat sudah hadir,” kata polisi, seperti dikutip Malay Mail, Jumat 6 Desember 2024.

membakar sebagian besar bagian dalam bangunan di kawasan Ripponlea, pinggiran kota Melbourne bagian tenggara. Tidak ada cedera serius yang dilaporkan.

Seorang saksi yang memasuki sinagoga untuk ibadah pagi melihat "dua orang yang mengenakan topeng," kata Inspektur Detektif Chris Murray dari regu arson dan bahan peledak kepolisian Victoria kepada wartawan di lokasi kejadian.

“Mereka tampaknya menyebarkan semacam bahan kimia pemicu kebakaran di tempat itu. Sinagoge itu dilalap api,” tambahnya.

"Kami yakin itu disengaja. Kami yakin itu telah menjadi sasaran. Yang tidak kami ketahui adalah alasannya,” imbuh Murray.

Polisi akan meningkatkan patroli dan berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap para pembakar yang mengenakan pakaian gelap, katanya.

Detektif akan memeriksa rekaman CCTV dan mewawancarai saksi, kata Murray.

Tayangan televisi menunjukkan petugas pemadam kebakaran menyiram bara api melalui pintu hitam gedung satu lantai itu, yang memiliki fasad beton abu-abu.

Seorang anggota dewan sinagoge, Benjamin Klein, mengatakan beberapa jemaat sedang duduk dan berdoa di dalam ketika kebakaran terjadi.

"Mereka mendengar suara benturan keras," kata Klein kepada AFP.

'Benar-benar hancur'

Menurut Klein, cairan dituangkan ke dalam sinagoge dan dibakar Jika ini terjadi satu jam kemudian, pasti ada ratusan orang di dalam.

“Jemaat berlarian keluar dari bagian belakang sinagoge. Seorang pria berlarian keluar—tangannya terbakar," Klein menambahkan.

“Kebakarannya sangat luas. Bagian dalamnya hancur total,” katanya kepada AFP.

Kitab-kitab suci dan perabotan telah dihancurkan, katanya, namun dia berjanji bahwa masyarakat akan “membangun kembali”.

Klein mengatakan sinagoge telah meningkatkan keamanan selama 12 bulan terakhir di tengah masalah keselamatan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pada tahun 1995, sinagoge tersebut dirusak oleh api yang sengaja dinyalakan, dengan tembok dan gulungan Taurat terbakar.

Klein, yang saat itu masih anak-anak, mengatakan dia ingat berdiri di dalam sinagoge yang rusak bersama kakeknya, yang katanya adalah penyintas Holocaust.

Perdana Menteri Anthony Albanese “dengan tegas” mengutuk kebakaran tersebut dan mengatakan polisi federal akan membantu negara bagian untuk menyelidikinya.

“Kekerasan, intimidasi, dan perusakan di tempat ibadah ini merupakan tindakan yang keterlaluan,” kata Albanese dalam sebuah pernyataan.

“Serangan ini telah membahayakan nyawa dan jelas ditujukan untuk menciptakan ketakutan di masyarakat.”

Perdana Menteri mengatakan dia tidak memiliki toleransi terhadap anti-Semitisme.

“Itu sama sekali tidak punya tempat di Australia,” tegas Albanese.

'Takut'

Perang di Gaza telah memicu protes dari para pendukung Israel dan Palestina di kota-kota di seluruh Australia, seperti di sebagian besar dunia.

Presiden Dewan Eksekutif Yahudi Australia Daniel Aghion mengatakan komunitas tersebut telah hidup dalam ketakutan akan insiden seperti itu sejak dimulainya perang di Gaza.

“Bagi kami, ini hanyalah bukti ketakutan itu,” ujarnya kepada wartawan.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza mengakibatkan kematian 1.208 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 44.580 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas yang dianggap PBB dapat diandalkan.
(Antariska)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)